KlikFakta.com – Pemerintah Peru pada Sabtu (14/1) malam mengumumkan keadaan darurat di ibu kota Lima dan tiga wilayah lainnya. Penetapan status ini menyusul protes terhadap Presiden Dina Boluarte yang telah merenggut sedikitnya 42 nyawa dalam beberapa pekan terakhir.
Tindakan ini akan berlangsung selama 30 hari. Selama itu, tentara memiliki wewenang turun tangan menjaga ketertiban dan melakukan pembatasan terhadap hak konstitusional rakyat seperti kebebasan bergerak dan berkumpul.
France24 memberitakan, pendukung presiden terguling Pedro Castillo sudah turun dan memblokade jalan di seluruh Amerika Selatan sejak Desember lalu.
Tuntutan mereka adalah Pemilu baru dan pencopotan Presiden Boluarte.
Pada Jumat malam, dia menyatakan menolak mundur.
Dalam pidato yang tayang di televisi dia berkata “Saya berkomitmen untuk bersama Peru”.
Penetapan keadaan darurat di Peru berlaku di wilayah Lima, wilayah Cusco dan Puno, serta pelabuhan Callao, yang berdekatan dengan ibu kota.
Lebih dari 100 penghalang jalan protes terpasang di seluruh penjuru Peru. Pemasangan paling banyak di wilayah selatan dan di sekitar Lima sebagai pusat kerusuhan.
Demo besar-besaran anti pemerintah pertama kali pecah pada awal Desember, setelah penggulingan terhadap Castillo yang berusaha membubarkan Kongres dan memerintah dengan dekrit.
Dia sejatinya berusaha mencegah pemungutan suara pemakzulan terhadapnya.
Peru sendiri sudah menghadapi kondisi ketidakstabilan politik selama beberapa tahun. Boluarte yang sekarang menjabat adalah orang ke enam yang diangkat jadi presiden dalam lima tahun terakhir.
Sementara Castillo, sudah ditahan selama 18 bulan dengan tuduhan pemberintahan dan sedang dalam masa penyeldikan terhadap beberapa kasus penipuan selama masa jabatannya.
Sumber: France24
Your article helped me a lot, is there any more related content? Thanks!