(KF-yankz) |
KlikFakta.com, Jepara – Kegiatan Peningkatan Sumberdaya Manusia Pemerintah Desa Tegalsambi Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara ke Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul DIY pada Jum’at-Minggu 22-24 Oktober 2021 dipertanyakan oleh salah satu warganya.
Adalah Zakariya Anshori, warga RT 6 RW 2 Desa Tegalsambi yang mempersoalkan banyaknya jumlah rombongan dan besarnya anggaran peningkatan SDM Pemdes Tegalsambi.
“Saya tidak tahu apa yang mau ditingkatkan SDM Pemdes. Apakah kualitas atau mutu SDM-nya, kapasitasnya atau pelayanannya”, ujar Yankz, panggilan Zakariya.
Dalam rundown acara yang beredar di media sosial, disebutkan hanya 30 orang yang mengikuti kegiatan di Desa Panggungharjo. Padahal jumlah rombongan yang ikut ada 2 bis besar dan 1 bis medium.
“Jika 1 bis besar diisi 50 orang dan bis medium 34 orang, maka ada 134 orang dalam rombongan kegiatan peningkatan SDM tersebut”, lanjut Zakariya.
Panggungharjo sebagai Desa wisata yang maju tentu mematuhi protokol kesehatan 5 M, dan membatasi kunjungan ke desanya.
“Di medsos beredar banyak foto peserta di sebuah hotel cottage di bilangan timur Purawisata, Jl. Brigjen Katamso Yogyakarta atau tepatnya melalui Jl. Ireda, sekitar 400 meter dari Malioboro dari sisi selatan depan gedung Agung”, kata Zakariya.
Dari situs hotel tersebut diperoleh informasi kamar termurah adalah 250.000 rupiah permalam dan termahal 400.000 rupiah.
“Seandainya dirata-rata perkamar 300.000 rupiah dan jumlah peserta 130 orang, kira-kira butuh 60 kamar. Jika dipadatkan per kamar ada yang tiga orang, maka akan membutuhkan anggaran hotel semalam sekitar 50 kamar x 300.000 = 15.000.000 rupiah”, papar Zakariya.
Biaya transportasi diperkirakan 3 x 2 x 12.000.000 = 72.000.000 rupiah.
“Jika dilakukan pembulatan maka kira-kira kegiatan peningkatan SDM Pemdes Tegalsambi sekitar 100.000.000 rupiah atau setara 10% dari hadiah pertama lomba desa tingkat kabupaten senilai 1 M”, jelas Zakariya.
“Tentu saja uang 100.000.000 rupiah termasuk kecil jika kualitas dan kapasitas pemerintah desa meningkat pesat dalam waktu singkat, pelayanan kepada masyarakat makin baik dan cepat, proses perencanaan yang partisipatif dan ada transparansi APBDes”, terang Zakariya.
“Mudah-mudahan kegiatan peningkatan SDM pemdes ini tidak jadi temuan inspektorat maupun aparat lainnya karena kabarnya mengajak keluarga, anak dan istri”, pungkas Zakariya.
(Ali)