Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Wana Wisata Ternadi Sajikan Pemandangan Memukau dan Instagramable

IMG 20210419 WA0402
Spot foto yang Instagramable (foto : klilfakta.com)

KlikFakta.com, KUDUS – Wana Wisata Ternadi Desa Ternadi, Kecamatan Dawe, Kudus, Jawa Tengah menyajikan pemandangan alam yang menakjubkan. Wana Wisata ini bisa menjadi alternatif tempat untuk dikunjungi. 

Selain memanjakan pengunjung dengan keindahan alamnya, wisata ini juga menyediakan spot-spot foto yang instagramable.

Penanggung Jawab (Pj) Kepala Desa Ternadi Kahono mengatakan, selama pandemi covid 19, Wana Wisata Ternadi belum membuka secara bebas bagi para pengunjung. Kendati demikian, para pengunjung masih dipersilahkan untuk menikmati wisata tersebut. Tentunya dengan penerapan protokol dengan ketat.

“Masa pandemi ini memang tidak begitu ramai, tapi masih tetap ada pengunjung yang tentunya kita batasi agar tidak menjadi kluster penyebaran virus corona,” ujarnya.

Salah satu lokasi yang jadi favorit para pengunjung, lanjut Kahono, ialah Gardu Pandang di Puncak Wana Wisata Ternadi. Di lokasi ini, pengunjung bisa menikmati sejuknya suasana khas pegunungan sembari menyeruput kopi di warung yang berjajar rapi.

Selain itu, Gardu Pandang juga menyediakan spot-spot foto yang dipastikan memuaskan bagi para pengoleksi foto. Dengan latar belakang gunung dan hijaunya pepohonan, pengunjung dijamin akan ketagihan untuk ingin selalu berkunjung.

20210402 134624

“Tiketnya hanya 5000 itu untuk parkir, dan pengunjung bisa menikmati pemandangan di Gardu Pandang sepuasnya,” imbuhnya.

Sementara itu, Polhut RPH Ternadi Noor Hamid, mengatakan, kawan hutan negara yang dikelola perhutani yang dikerjasamakan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Tani Makmur Desa Ternadi. Meliputi Wisata Bumi Perkemahan (Buper) Ternadi dan Gardu Pandang.

Untuk luas wilayah yang dikerjasamakan, lanjutnya, kurang lebih seluas 6 hektar. “Jadi kawasan hutan itu silahkan bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Bisa melalui wisata dan agroforesting seperti tumpangsari kopi, mpon-mpon, hingga ganyong,” terangnya.

Diharapkan, pemanfaatan akses kawasan hutan tersebut bisa turut membantu upaya pelestarian dan keamanan hutan. Tanpa dukungan semua pihak, khususnya masyarakat, Noor mengaku pelestarian dan pengelolaan oleh Perhutani tidak akan maksimal.

“Padahal tujuan kita adalah hutan lestari dan masyarakat sejahtera. Jadi masyarakat dan perhutani harus bersinergi, dimana kawasan hutan yang berpotensi bisa dimanfaatkan lewat agroforesting ataupun wisata,” tuturnya.

Disampaikan pula, perjanjian kerjasama (PKS) antara Perhutani dan LMDH Tani Makmur Desa Ternadi dalam pengelolaan kawasan hutan yang dijadikan wisata adalah 30 banding 70. Dimana keuntungan penjualan tiket wisata akan masuk ke Perhutani sebanyak 30 tahun, sementara 70 persen akan masuk ke pihak pengelola.

RA

Share: