Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Wisatawan Mancanegara Belajar Mengukir di Jepara

Salah satu wisatawan mancanegara yang merasakan pengalaman belajar ukir (Istimewa)

KlikFakta.com, JEPARA – Kabupaten Jepara kedatangan puluhan wisatawan mancanegara (wisman) yang sengaja mampir berlibur dan belajar ukir.

Nampak mereka mempraktekkan membuat ukiran kayu dalam wood carving class di Kedai Omah Laut Bondo.

Wood Carving Class dipandu oleh oleh Iwan, pengukir asal Desa Kawak, Kecamatan Pakis Aji.

Diawali memperkenalkan seni ukir kayu Jepara secara singkat, pengenalan alat, jenis jenis pahat dan fungsinya, serta contoh mengeksekusi pola dasar yang masih sangat sederhana.

Mereka pun mencoba mengukir pola bunga sederhana, seperti yang dilakukan oleh Wieslaw dan Marek yang merupakan wisatawan dari Polandia. Mereka membuat panel bunga dan panel bebas.

Di panel kedua, mereka bebas mendesain sendiri bentuk yang diinginkan. Wieslaw membuat logo perahu berlayar dan Marek membuat gambar Jangkar.

”Saya suka kapal,” ungkap Wieslaw dalam bahasa Indonesia yang tidak lancar.

Mr Chang (70) nampak santai menyelesaikan ukiran. Ia nampak senang karena mendapatkan pengalaman berharga.

”Ini pantas kita bincang lagi di surga nanti,”guraunya.

Owner Omah Laut Swastika Tenny Ria mengungkapkan, kelas ukir kayu di Omah Laut telah melengkapi seluruh kenangan tentang wisata Indonesia, Jepara bagi para wisatawan mancanegara. Mereka berharap tahun depan bisa kembali lagi kesini, salah satunya tentu untuk Kelas Ukir Kayu jilid 2 untuk siapa saja yang tertarik ikut mendukung ukir kayu manual tetap lestari.

Perempuan yang akrab disapa Tenny dan suaminya Wieslaw memang telah lama ingin memperkenalkan seni ukir kayu Jepara. Pada kesempatan itu, rekan-rekannya dari berbagai negara itu mengikuti festival layang layang di Bintulu Malaysia baru-baru ini.

”Kelas ukir kayu kami pilih karena sebagai premium heritage yang dimiliki Jepara selain alam laut dan gunungnya yang indah,” beber Tenny.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • There are actually quite a lot of particulars like that to take into consideration. That may be a nice point to bring up. I provide the thoughts above as normal inspiration but clearly there are questions just like the one you bring up where the most important thing shall be working in trustworthy good faith. I don?t know if finest practices have emerged round things like that, but I am positive that your job is clearly recognized as a fair game. Each girls and boys really feel the impression of only a moment’s pleasure, for the remainder of their lives.