Kanal Canter #1: Membaca Nilai Lokalitas Jepara Lewat Mural

KllikFakta.com, JEPARA – Kanal Canter #1 menyuguhkan berbagai lukisan mural di tembok salah satu gedung industri terbengkalai di Jepara.

Nilai lokalitas hingga menyuarakan segala bentuk keresahan tergambar di mural tersebut. Salah satunya mengenai protes tambak udang ilegal di Karimunjawa.

Author Kanal Canter Anis Machfudah menjelaskan, project Kanal Canter #1 diinisiasi oleh KamArt Kecil, ABDW Project dan Timik-timik. Diikuti sekitar 15 seniman muda maupun orang yang memiliki antusias mengenai seni. Ada pula anak kecil umur 4 tahun yang turut mengekspresikan karya dalam mural.

Mereka mulai mempersiapkan pengerjaan mural sejak tanggal 30 September 2023 dan terbuka untuk umum.

“Mural di sana macam-macam jadi ruang ekspresi teman-teman yang terlibat. Tidak membatasi tema dan isu khusus. Banyak yang mengangkat tema kedaerahan kayak isu lingkungan Karimunjawa,” katanya.

Ia menyebut, memilih lokasi di area pinggiran Kanal atau di Desa Demaan, Jepara sebagai bentuk mengingat kembali Kanal sebagai ruang publik yang berpengaruh pada industri kayu.

Saat ini, Kanal lebih dikenal sebagai daerah sekitaran sungai kanal yang dekat dengan jantung kota Jepara.

“Melihat kanal sebagai ruang publik dulunya jadi fungsi kanal sebagai ruang publik di masa itu dan pengaruh-pengaruhnya di industri kayu di Jepara kita recall lagi, dulu pernah ada pernah eksis jalur kapal di jepara bahkan sampai masuk di kota,” kata Anis.

“Loji dan gudang yang masih tersisa di tengah hiruk pikuk aktivitas industri di Jepara perlu diingat sebagai ruang yang pernah menjadi tempat berkarya di masa itu,” lanjutnya.

Ia juga menjelaskan, gudang atau dalam bahasa lokal disebut brak, tidak hanya berfungsi sebagai tempat produksi tetapi juga sebagai tempat berinteraksi termasuk berbagi konsep, gagasan dan ide. Tempat para kriyawan berproses hingga akhirnya melahirkan suatu karya.

Memilih gedung yang terbengkalai itu sebagai ekspresi, lanjut Anis, sebagai pemanfaatan ruang yang mungkin dianggap tidak berguna. Anis beserta timnya berencana membuat lanjutan Kanal Canter batch #2.

“Bersama mengekspresikan gagasan sebagai bentuk respons wacana lokalitas yang mengarah pada kesadaran atas identitas diri,” pungkasnya.