Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Pengajuan Arsip Kartini sebagai Memory of The World Sudah 80 Persen

Foto RA Kartini (Sumber: indonesia.go.id)

KlikFakta.com, JEPARA – Progres pengajuan arsip Kartini sebagai Memory of the World sudah sampai 70-80 persen. Rencananya bulan Juli-Agustus nanti akan diajukan ke UNESCO.

Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Imam Gunarto berharap UNESCO akan mengumumkan hasilnya pada 2024.

“Jadi pembahasan dengan pemerintah Belanda khususnya dengan Universitas Leiden dan Arsip Nasional Belanda sudah berjalan dengan mulus karena dulu sempat terjadi ketegangan,” ungkap Gunarto pada Jumat (23/6/2023) di Ruang Command Center, Setda Jepara.

Melansir dari anri.go.id, R.A Kartini merupakan puncak dari kesetaraan gender. Untuk itu dirasa perlu mendaftarkan arsip-arsip kesetaraan gender agar perjuangan dalam menyetarakan gender mendapatkan pengakuan dari dunia luar.

Surat rekomendasi dari Pj Bupati Jepara juga menjadi pendukung untuk merepresentasikan masyarakat Jepara sebagai asal usul Kartini sehingga disepakati pengajuan dengan metode joint nominations. Di mana metode tersebut merupakan kesepakatan bersama antara Indonesia dengan Belanda.

Sebelumnya, Belanda bermaksud mengajukan secara metode single nominations karena mereka menganggap bahwa arsip surat Kartini adalah milik mereka.

Namun, ANRI bersikukuh mencari arsip lain milik Kartini berupa arsip sebelum surat terkirim, setelah surat terkirim, pendirian sekolahnya, dan arsip lain mengenai perjuangan gender.

Disadur dari kompas.id, Formulir akademik sebanyak 15-20 halaman ini akan dikerjakan pihak Indonesia dan Belanda.

Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) Itje Chodidjah menerangkan, Kartini (1879-1904) hidup pada masa penjajahan yang sulit.

Meski demikian, Kartini tetap memperjuangkan hak-hak perempuan, antara lain hak pendidikan, serta mengubah pandangan masyarakat terhadap perempuan.

Salah satu kelebihan sosok Kartini ialah mendokumentasikan perjalanannya dalam memperjuangkan kesetaraan jender. Arsip Kartini juga dianggap mewakili sejarah dan budaya Indonesia.

”Surat-surat Kartini unik dalam konteks sejarah dan budaya karena mewakili pengalaman perempuan terdidik dari kelas bangsawan di masa itu. Surat-suratnya juga mewakili keadaan sosial politik di masa itu” ucap Itje dalam webinar kearsipan peringatan Hari Kartini, Jumat (28/4/2023) seperti yang dikutip dari kompas.id

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *