Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Kemiskinan Ekstrem di Jepara Tahun 2022, Data Real Time Mendesak Perlu

Rakor penanggulangan kemiskinan pada Selasa (30/5/2023) (Klikfakta/Nur Ithrotul Fadhilah)

KlikFakta.com, JEPARA – Data dari Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ektrem (P3KE) angka kemiskinan ekstrem di Jepara tahun 2022 alami kenaikan di angka 1,82 persen. Sebelumnya di tahun 2021, angka kemiskinan ekstrem di Jepara mencapai 0,69 persen.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), perhitungan kemiskinan ekstrem menggunakan standar garis kemiskinan world bank pengeluaran di bawah RP 10.739 per orang per hari.

Kenaikan kemiskinan ekstrem di Jepara berbanding terbalik dengan penurunan angka kemiskinan.

Jumlah kemiskinan di tahun 2022 di angka 6,88, sementara di tahun 2021 sebanyak 7,44 persen.

Saat ini Jepara juga termasuk 3 kabupaten/kota terendah kemiskinan di Jawa Tengah. Karena itu, indikasi kesalahan data mencuat dalam pencatatan angka kemiskinan ekstrem.

Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta menyebutjan ada 374.000 orang miskin di Jepara. Namun 58.000 data tersebut belum layak. Sisa 316.000 yang sudah diintervensi.

“Artinya data itu ada yang sudah meninggal tapi masih tercantum, ada yang pindah alamat, nomor induk kependudukannya double, profesinya/pekerjaan semula ternyata pegawai,” ungkap Edy pada rapat koordinasi penanggulangan kemiskinan di ruang rapat Sosrokartono Jepara pada Selasa (30/5/2023).

Ia meminta camat dan petinggi untuk jujur dalam memberikan informasi yang sebetulnya perihal data kemiskinan.

Sementara itu, Plt Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bapedda) Jepara Hary Yuliayanto menerangakan, perlu sinergitas dalam usaha pengurangan beban pengeluaran masyarakat, program peningkatan masyarakat, dan penurunan kantong kemiskinan.

Salah satu yang sudah dilakukan adalah pemberian bantuan program keluarga harapan, penanganan tengkes, dan lain-lain.

“Kita mendorong perangkat daerah supaya kreatif dan inovatif dengan memaksimalkan program yang ada dengan keterbatasan anggaran karena tidak mungkin memberikan bantuan ke semua,” terangnya.

Ia juga menekankan kolaborasi dengan berbagai pihak pemerintahan desa, perushaaan, BUMN, perguruan tinggi, dan swasta.

Dirinya menambahkan perlu adanya updating data yang real time karena merupakan data bergerak.

“Data ini harus betul-betul jaga senantiasa updating data ini bergerak. hari ini mungkin si A miskin, tapi bulan depan dia sudah bekerja. Dia sudah keluar dari kemiskinan,” jelas Hery.

Saat ini, Bapedda sedang berupaya membuat aplikasi data realtime yang menyasar angka kemiskinan, stunting, dan anak tidak sekolah.

Ia juga berharap desa dan kecamatan bisa proaktif mendorong updating data senantiasa dilakukan.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *