Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Anggota Kongres Muslim Ilhan Omar Ditendang dari Komite Urusan Luar Negeri Amerika Serikat, Alasannya…

Partai Republik Amerika Serikat telah mencopot anggota Kongres progresif Ilhan Omar dari Komite Urusan Luar Negeri DPR Amerika Serikat (The New York Times)

KlikFakta.com – Partai Republik Amerika Serikat telah mencopot anggota Kongres progresif Ilhan Omar dari Komite Urusan Luar Negeri DPR Amerika Serikat. Mereka mengeluarkan Omar setelah kritik masa lalunya terhadap Israel menuai teguran dan tuduhan kefanatikan dari Demokrat.

Berdasarkan hasil pemungutan suara di angka 218-211, DPR mengeluarkan resolusi pada hari Kamis (2/2) untuk mencabut Omar dari tugas komitenya.

Omar sendiri merupakan mantan pengungsi dari Somalia dan salah satu dari dua wanita Muslim di Kongres.

Anggota parlemen dari Partai Republik berpendapat Omar terlibat dalam retorika “antisemitisme” dan “anti-Israel”.

Alasan itulah yang mendiskualifikasinya untuk bertugas di panel kebijakan luar negeri.

Namun sebelum pemungutan suara, Omar menduga Partai Republik sengaja mengincarnya karena identitas.

“Ada gagasan bahwa Anda adalah tersangka jika Anda seorang imigran. Atau jika Anda berasal dari bagian dunia tertentu atau dengan warna kulit tertentu atau seorang Muslim,” kata Omar.

“Bukan kebetulan bahwa anggota Partai Republik menuduh presiden kulit hitam pertama, Barack Obama, sebagai seorang Muslim rahasia,” lanjutnya.

Meskipun begitu, Omar bilang keputusan DPR tidak akan mempengaruhi usahanya untuk menyuarakan tentang ketidakadilan perang, kekejaman, genosida, serta masalah pengambilan hak secara semena-mena.

Ia sendiri terkenal karena cukup vokal menyuarakan masalah ketidakadilan.

 “Jadi ambil suaramu atau tidak. Saya di sini untuk tinggal,” tegasnya.

Sementara itu, Gedung Putih menyebut pencopotan Omar dari komite sebagai “aksi politik” dan “merugikan rakyat Amerika”.

“Anggota Kongres Wanita Omar adalah anggota Kongres yang sangat dihormati,” kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre. Sebagaimana melansir Al Jazeera, Kamis (2/2).

Jean-Pierre pun menyinggung bahwa Omar telah meminta maaf atas komentarnya yang berkaitan dengan Israel.

Pada tahun 2019, Omar menghadapi kemarahan bipartisan ketika berpendapat bahwa sumbangan politik dari kelompok lobi pro-Israel telah mendorong dukungan untuk Israel di Washington. Yang ia maksud termasuk Komite Urusan Publik Israel Amerika (AIPAC).

Namun kemudian ia menyangkal pernyataan itu.

Dalam dua tahun terakhir, AIPAC dan organisasi pro-Israel lainnya menghabiskan jutaan dolar dalam pemilihan kongres untuk mengalahkan kaum progresif yang mendukung hak asasi manusia Palestina.

Sementara itu, Perwakilan Tennessee dari Partai Republik David Kustoff menuduh Omar menyebarkan ujaran kebencian.

“Sebagai pemimpin bangsa kita, kita memiliki kemampuan dan tanggung jawab untuk membantu memerangi antisemitisme dan memastikan bahwa anak-anak kita – para pemimpin masa depan – diajari bahwa retorika seperti itu tidak dapat diterima,” kata Kustoff.

Di sisi lain, beberapa Demokrat Yahudi malah membela Omar. Salah satunya adalah Dean Philips, anggota kongres yang mewakili Minnesota, sama seperti Omar.

Ia menyebut usaha Partai Republik itu merupakan upaya menjadikan antisemitisme sebagai senjata. Sebagai orang Yahudi, Philips menilainya sebagai langkah “menjijikkan”.

 “Tindakan paling berbahaya oleh pejabat terpilih dalam demokrasi adalah membungkam suara perbedaan pendapat, bahkan yang pada dasarnya tidak kita setujui,” kata Phillips di lantai DPR.

Sedangkan Alexandria Ocasio-Cortez, seorang tokoh progresif DPR, mengatakan penargetan Omar merupakan kelanjutan dari kefanatikan Amerika terhadap muslim akibat serangan 11 September 2001.

“Tidak ada yang konsisten dengan serangan lanjutan Partai Republik kecuali rasisme dan hasutan kekerasan terhadap perempuan kulit berwarna di tubuh ini,” kata Ocasio-Cortez.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *