Klenteng Hian Thian Siang Tee Jepara Gelar Sembhayang Malam Imlek 2574

KlikFakta.com, JEPARA – Umat Tionghoa mendatangi Klenteng Hian Thian Siang Tee Welahan, Jepara untuk melakukan sembhayang bersama-sama di malam perayaan imlek 2574 pada Sabtu (21/01). 

Dari pantauan Klikfakta.com pada pukul 21.00 WIB sudah mulai ada beberapa orang yang melakukan sembhayang secara individu. 

Ketua Yayasan Pusaka Kelenteng Welahan, Dicky Soegandhi Tee mengatakan bahwa sembhayang akan mulai pada pukul 23.00 WIB. 

 “Ini mengacu waktu Tiongkok, yang (di Indonesia) lebih (awal) satu jam,” terangnya. 

Sebelum menggelar sembhayang, akan ada prosesi menyalakan pelita sebanyak kurang lebih 350 pelita. 

“Pelita sebagai simbol penerangan supaya kehidupan kita di tahun kelinci itu senantiasa selamat, apa yang diharapkan tercapai, jauh dari halang rintangan,” terangnya. 

Ia menjelaskan jika pelita akan menyala selama 15 malam sampai Cap Go Meh. 

“Cap Go Meh itu menandakan berakhirnya perayaan imlek. Dan selesai 15 hari lagi,” tukas Dicky. 

Prosesi sembhayang akan dipimpin oleh Sie Peng Djan. Dicky menjelaskan jika ummat yang datang pada sembhayang malam imlek diperkirakan sekitar 50 orang. 

“Sembhayang untuk mengucapan terima kasih telah melalui 2022 dengan lancar. Dan selanjutnya kita minta tahun 2023 dengan permohonan serupa berupa kesuksesan, keselamatan, kebahagian menyertai kita,” katanya. 

Kemudian untuk perayaan imlek di hari Minggu (22/01), ia menjelaskan jika di Kelenteng tidak ada kegiatan saat imlek. 

Selain itu, agenda perayaan adalah silaturrahmi ke sanak saudara yang lebih tua dan mengucapkan Gong Xi Fa Cai.   

Dibandingkan tahun lalu, perayaan imlek Klenteng Hian Thian Siang Tee ini lebih meriah dan ramai karena pemerintah telah mencabut aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). 

“Meskipun belum sepenuhnya lepas dari pandemi, tapi ini merupakan progres,” ujarnya. 

Ia berharap di tahun kelinci ini semua umat senantiasa selamat, sehat selalu, jauh dari hambatan, dan terkabul cita-citanya.

Reporter: Nur Ithrotul Fadhilah

Editor: Melina Nurul Khofifah