Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Penting, Ini Gambaran Peta Rawan Bencana di Jepara

Pemetaan wilayah rawan bencana di Jepara tersebut dilakukan dalam bentuk Forum Group Discussion (FGD) di Ruang Rapat I Setda Jepara.[klikFakta.com/066]

  klikFakta.com, Jepara – Sebagai wilayah yang tergolong memiliki potensi bencana alam, wilayah Kabupaten Jepara sudah semestinya memiliki peta rawan bencana yang terus diperbaharui. Kali ini, peta tersebut mulai disusun kembali oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara bersama instansi dan pihak terkait.

Pemetaan wilayah rawan bencana di Jepara tersebut dilakukan dalam bentuk Forum Group Discussion (FGD) di Ruang Rapat I Setda Jepara. (9/11/2016). Kegiatan ini di buka oleh Sekda Jepara Sholih dan dihadiri oleh para petinggi yang daerahnya rawan bencana diantaranya di Kecamatan Mayong, Welahan dan Keling. Dalam acara ini Sekda didampingi Sekretaris BPBD Aprilia Elisiawati dan narasumber dari UGM Djati Mardiatno dan Guruh Samudra.

Dimana tujuan kegiatan FGD adalah untuk menggindentifikasi potensi bencana, memetakan tingkat kerawanan bencana dan menilai dan menganalisis tingkat kerawanan bencana di ketiga Kecamatan diantaranya Mayong, Welahan dan Keling.

Menurut Djati Mardiatno dari UGM memetakan untuk peta kerawanan banjir di Kecamatan Keling banyak dikontrol oleh pola sungai dan kemiringan lereng. Di Keling terdapat empat sungai besar yaitu sungai gelis, sungai wareng, sungai suru dan sungai kelet. Kerawanan rendah hingga sedang banyak terdapat di wilayah lereng atas gunung muria, yaitu dibagian selatan (desa Tempur) dan sebelah utara desa Bumiharjo bagian selatan, Jlegong dan kaligarang. 

Sementara itu untuk peta kerawanan banjir yang ada di Kecamatan mayong juga di control oleh pola sungai. Di Kecamatan Mayong sendiri hanya mempunyai satu sungai besar yaitu sungai Wediombo yang memiliki banyak cabang.

“Untuk kerawanan rendah sampai sedang tersebar di wilayah daratan tinggi disebelah utara kecuali Desa Bungu, kemiringan lereng dan banyak cabang sungai menyebabkan desa ini memiliki kerawanan sedang hingga tinggidan dapat berpotensi banjir bandang jika hutan mengalami gundul,” kata Djati Mardiatno.

Sementara itu peta banjir di Kecamatan Welahan juga dikontrol oleh pola sungai dan bentuk lahan Kec. Welahan yang sebagian besar merupakan daratan alluvial (dataran yang terbentuk akibat proses-proses geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah hujan, angin, jenis batuan, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat proses pelapukan dan eros) serta kemiringan lereng yang datar dan lokasi yang berada pada wilayah hampir hilir menyebabkan bagian selatan yang memiliki kerawanan banjir sedang hingga tinggi, sedangkan untuk kerawanan banjir rendah-sedang tersebar di bagian utara.

Dalam sambutanya Sekda Jepara Sholih memandang  FGD sangat penting karena kegiatan ini adalah untuk menyusun peta rawan Bencana di Kecamatan Welahan, Mayong dan keling, dimana Kabupaten Jepara alamnya berisiko tinggi terhadap Bencana. Untuk bencana Jepara di Jawa Tengah menduduki peringkat 15 dan di tingkat Nasional Jepara menduduki peringkat 209 untuk bencana, dengan skor mencapai 165. Sumber ini menurut indeks resiko bencana Indonesia tahun 2013.

 “Maka  FGD sangat penting untuk mencegah timbulnya banyak korban dari bencana, mengurangi kerentanan pada dampak bencana serta mengantisipasi dini jika terjadi bencana, sehingga lebih cepat dicegah dan lebih cepat ditangani,” kata Sekda Jepara Sholih. [klikFakta.com/066]

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *