Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

PD PKPNU Angkatan XIII Rihlah ke RSINU Cakra Medika Mayong Belajar Pengabdian Umat

Peserta Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PD-PKPNU) Angkatan XIII mengunjungi Rumah Sakit Islam Nahdlatul Ulama (RSINU) Cakra Medika Singorojo Mayong Jepara pada Minggu, 26 Oktober 2025

KlikFakta.cok, JEPARA – Sebanyak 15 peserta Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PD-PKPNU) Angkatan XIII melakukan rihlah dengan mengunjungi Rumah Sakit Islam Nahdlatul Ulama (RSINU) Cakra Medika Singorojo Mayong Jepara pada Minggu, 26 Oktober 2025.

Program yang diselenggarakan PCNU Jepara bersama Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Mayong, MWC NU Kecamatan Nalumsari dan MWC NU Welahan ini berlangsung di MTs Ismailiyyah, Nalumsari Jepara pada tanggal 24-26 Oktober 2025.

Lewat rihlah ke RSINU Cakra Medika Mayong Jepara diharapkan para peserta PD-PKPNU mendapatkan gambaran khidmah NU di bidang kesehatan yang telah dilakukan MWC NU Mayong melalui Yayasan Kesehatan Islam Nahdlatul Ulama (YAKISNU) Mayong Jepara.

Rihlah yang dilakukan kelompok 6 PD-PKPNU Angkatan XIII diikuti oleh sejumlah pentolan lembaga NU.

Di antaranya KH. Mughits Nailufar (Ketua YAKISNU Mayong), KH. Makhrus Alie (Ketua LDNU Jepara), Habib Sholeh bin Ahmad Al-Jufri (Ketua MWC NU Nalumsari) dan Arif Jauhari (Kepala SMK Hadziqiyyah Nalumsari).

Rombongan didampingi langsung oleh Khoirul Muslimin, Ketua Lakpesdam PCNU Jepara.

Para peserta belajar memahami bahwa dakwah kultural NU tidak berhenti di masjid atau pesantren, tetapi juga meluas pada sektor sosial-ekonomi dan kesehatan masyarakat.

Dari RSINU Cakra Medika, para peserta melakukan observasi dan diskusi mengenai manajemen kelembagaan NU yang adaptif terhadap tantangan zaman.

KH. Mughits Nailufar menyebut memilih kunjungan ke RSINU katena menilai fasilitas kesehatan ini sebagai cerminan gerakan NU di bidang sosial dan kesehatan.

“Di sini kita bisa belajar bagaimana sebuah institusi ke-NU-an bisa hidup, berkembang, dan menjadi sumber manfaat bagi umat. Langkah itu seperti kemitraan antara NU dan PT Wasaida Cakra Putra”, ujar alumni pondok pesantren Bahrul Ulum Tmbak Beras, Jombang.

Menurutnya, keberhasilan RSINU menunjukkan pentingnya paradigma kader penggerak NU yang shalih li kulli zaman wa makan – relevan di setiap waktu dan tempat.

“Kader NU tidak cukup hanya paham ideologi dan tradisi, tetapi juga harus adaptif terhadap dinamika sosial, teknologi, dan kebutuhan masyarakat modern dalam kerangka gerakan mabadi’ khaira ummah,” imbuhnya.

Para peserta kemudian diajak meninjau sejumlah fasilitas rumah sakit, mulai dari instalasi gawat darurat, layanan rawat inap, hingga unit laboratorium.

Mereka juga berdialog langsung dengan jajaran manajemen RSINU tentang tantangan pengelolaan lembaga berbasis umat di tengah kompetisi rumah sakit modern.

Habib Sholeh bin Ahmad Al Jufri, menuturkan rihlah ke RSINU menjadi pengalaman transformasional bagi para peserta.

“Kita tidak hanya diajak berpikir ideologis, tapi juga belajar melihat fakta sosial. Bahwa NU punya kekuatan besar dalam membangun peradaban umat, asalkan dikelola dengan visi dan inovasi,” ujarnya.

Selain sebagai sarana pembelajaran, kegiatan rihlah ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat sinergi antar-MWCNU.

Peserta dari tiga kecamatan itu diharapkan mampu membawa semangat baru dalam membangun gerakan NU yang lebih produktif, responsif, dan profesional, baik di bidang pendidikan, sosial, maupun ekonomi.

Menutup kegiatan, KH. Mughits Nailufar kembali menegaskan bahwa kader penggerak NU harus menjadi teladan dalam bergerak lintas zaman.

“Menjadi kader NU berarti siap berkhidmah tanpa batas ruang dan waktu. Adaptif terhadap perubahan, namun tetap berpijak pada nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah. Itulah makna sejati dari shalih li kulli zaman wa makan,” pungkasnya.

Aris Susanto

Share: