Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Pemkab Kudus Usul Pembangunan Kolam Retensi di 4 Titik Rawan Banjir

Bupati Kudus Sam’ani Intakoris saat meresmikan gedung LKD di Desa Bulung Kulon Kecamatan Jekulo, Rabu (14/5/2025).

KlikFakta.com, KUDUS – Keberhasilan kolam retensi di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus jadi landasan untuk mengajukan kembali usulan pembangunan kolam sejenis di sejumlah titik strategis.

Keberadaan pengontrol banjir ini terbukti mampu mengurangi dampak banjir di titik rawan Kecamatan Jati dan Kota.

Karena itu sebanyak empat lokasi rawan banjir di Kabupaten Kudus diajukan untuk pembangunan kolam retensi baru.

“Kami sudah mengusulkan empat lokasi rawan banjir di kabupaten untuk dibangun kolam retensi oleh Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia,” kata Bupati Kudus Sam’ani Intakoris usai rapat paripurna DPRD Kudus dengan agenda laporan Komisi-Komisi DPRD Kudus terkait LKPJ (Laporan Keterangan Pertanggungjawaban) Bupati tahun anggaran 2024 di Kudus. Dilansir dari AntaraJateng, Rabu (14/5/2025).

Keempat lokasi tersebut, kata dia, berada di Mejobo, Bulungcangkring, Kaliwungu, dan Blimbing.

Sam’ani menyebut sejumlah daerah di Kudus merupakan rawa-rawa pada tahun sebelumnya. Di antaranya di Desa Pasuruan, Gulang, Mejobo, Karangrowo, Kirig, Bulungcangkring, Banget, dan Blimbing.

Untuk usulan, Pemkab Kudus cukup menyampaikannya melalui aplikasi Si Pura yang nantinya dikoordinasikan Kementerian PU, Bappenas, dan Kementerian Keuangan.

Diketahui, usulan ini dilakukan karena melihat keberadaan kolam retensi di Desa Jati Wetan hang berhasil mencegah banjir saat musim hujan.

Kolam retensi di Desa Jati Wetan memiliki luas 5 hektare dengan kapasitas tampungan air hingga 200.000 meter kubik. Dipastikan kolam ini mampu menurunkan dampak banjir tahunan di Kecamatan Kota dan Jati hingga 80-an persen.

Sementara untuk membantu pembuangan air yang ditampung di kolam retensi, disediakan lima unit pompa dengan kapasitas masing-masing 5.000 liter per detik.

Air yang tertampung di kolam retensi selanjutnya dibuang ke Sungai Wulan tanpa harus menunggu debit air Sungai Wulan turun, sehingga pembuangan air bisa dilakukan setiap saat.

 

Sumber: Antara

Share: