Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

BPBD Kudus Prediksi Kekeringan Lebih Ringan Tahun Ini

Penyaluran air bersih oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus (ANTARA/HO-BPBD Kudus)

KlikFakta.com, KUDUS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memprediksi bencana kekeringan tahun ini tidak akan separah tahun lalu.

Pasalnya El Nino dinyatakan telah berakhir dan datang La Nina.

Kepala Seksi (Kasi) Kedaruratan BPBD Kudus, Ahmad Munaji mengatakan kekeringan tahun ini tak akan separah tahun lalu.

“Kekeringan ini dimulai Mei sampai September. Diprediksi puncaknya akan terjadi pada Agustus. Sehingga akan dilakukan droping air, namun saat ini masih kondusif,” ungkapnya. Melansir dari Joglo Jateng, Selasa (6/8/2024).

Namun kini pihaknya tetap melakukan pemantauan desa-desa yang berpotensi mengalami kekeringan.

Sebanyak tiga juta liter air bersih yang terdiri dari dua juta air dari corporate social responsibility (CSR), dan satu juta liter dari BPBD juga sudah disiapkan.

“Untuk bisa mendapatkan air bersih, perangkat desa bisa langsung menghubungi kita untuk diproses,” imbuhnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan, kekeringan yang masif terjadi di Kudus ini terjadi di delapan desa dan tiga kecamatan.

Seperti Kecamatan Jekulo di Desa Gondoharum. Kecamatan Undaan ada dua desa, seperti Kalirejo dan Glagahwaru.

Kecamatan Kaliwungu, seperti di Gamong, Papringan, Setrokalangan, Kedungdowo, dan Mijen.

“Diprediksi kekeringan tidak akan separah tahun lalu. Karena setiap desa memiliki Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas),” terangnya.

Ahmad pun mengimbau masyarakat tidak membakar sampah saat musim kemarau. Hal itu untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran lahan saat musim kemarau berlangsung.

“Jika masyarakat melakukan pembakaran mohon untuk ditunggu. Ini sebagai bentuk pertanggungjawaban mengantisipasi kebakaran,” pungkasnya

Mengutip dari DLHK Aceh, ketika La Nina terjadi, Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya.

La Nina mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah, dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.

Sementara melansir detik.com, BMKG memprediksi La Nina mulai memasuki Indonesia pada Agustus 2024. Yang mana, curah hujan akan tinggi di tengah musim kemarau. Atau disebut kemarau basah.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *