KlikFakta.com, JEPARA – Hingga 24 Februari 2024, tercatat ada 553 kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) dengan kematian sebanyak 12 orang di Jepara.
Pelaksana Harian (Plh) Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara, Eko Cahyo Puspeno mengatakan, ada 70 pasien DBD dengan tanda-tanda bahaya. Pasien didominasi oleh anak-anak.
“Ada 70 kasus demam berdarah ini yang benar-benar kasus DB dan ada tanda-tanda bahaya bahkan diantaranya mengalami Dengue Syock Sindrome. Kemudian ada 12 kematian,” katanya, Senin (26/2/2024).
Dirinya menyebut, ada 471 kasus demam dengue dan laporan kewaspadaan dini rumah sakit sebanyak 553 kasus.
“Ada 471 kasus demam dengue, sehingga ditotal ada lebih dari 500 (kasus). Laporan kewaspadaan dini rumah sakit ada 553 sehingga ini kita masih liat fenomenanya atau trend nya masih ada peningkatan. Laporan kewaspadaan dini rumah sakit ada 553,” ungkapnya.
Dengan jumlah kasus yang tinggi, ia menybeut dimungkinkan adanya trend kenaikan kasus.
Dia meminta masyarakat Kabupaten Jepara untuk bersama-sama memberantas sarang nyamuk yang menjadi penyebab DBD.
“Kami menghimbau kepada seluruh masyarakat Jepara dalam hal ini memang kita tidak perlu resah dan gelisah atau panik tetap waspada menyikapi dengan langkah yang tepat dan strategis supaya nanti kasus DBD tidak menambah dan menyebar luas,” ujarnya.
Bagi dia, pemberantasan nyamuk itu dimulai dengan membersihkan lingkungan setempat dan mengenali gejala penyakit yang dirasakan.
“Tentu masyarakat terus di edukasi tentang bagaimana tanda gejala demam berdarah terlebih tanda bahayanya. Kalau ada panas tinggi terus menerus atau naik turun selama 7 hari, disertai keringat diringin muntah,” ungkapnya.
Eko pun mengajak masyarakat bisa menggencarkan 3 M plus yang meliputi Menguras, Menutup, Mendaur Ulang barang bekas selama seminggu sekali.
“Kami serentak lakukan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3 M plus, secara terus menerus, menguras, menutup penampungan air, mendaurulang barang bekas,” tutupnya.