Folktarium Muria KBPW mendapat kunjungan dari MI Khurriyatul Fikri Desa Pasuruan Lor Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. Tak kurang dari 197 siswa-siswi kelas 1 dan dua MI tersebut belajar aneka permainan tradisional, mengenal ritus peninggalan di KBPW dan mengenal nilai-nilai lokal peninggalan Sunan Muria.
Tak hanya itu, ratusan anak-anak juga dikenalkan bagaimana mencintai budaya sejak dini, mendengarkan cerita dongeng berbasis folklor setempat dan belajar kuliner tradisional dengan transaksi jual beli memakai uang koin dari kayu.
Salah satu perwakilan wali kelas MI Khurriyatul Fikri, Sri Mulyati mengatakan tujuan kegiatan ini adalah untuk mengenalkan anak-anak tentang lingkungan dan ragam permainan tradisional di Kampung Budaya Piji Wetan.
“Hari ini kami beserta rombongan anak-anak melaksanakan outing class di KBPW, mengenalkan permainan tradisional dan belajar budaya di jaman dulu,” kata Sri Mulyati saat dihubungi, Rabu (6/12).
Aneka permainan tradisional yang dimainkan anak-anak seperti dakon, lombat tali, egrang, egrang batok kelapa, kelereng, dan lainnya
Pihaknya berharap dengan adanya kunjungan ini, dapat lebih mengenalkan kepada anak-anak tentang budaya di Muria, peninggalan leluhur hingga permainan tradisional sehingga tidak punah.
“Harapan kami anak-anak tetap mengenal lingkungan mereka, budaya di Muria dan permainan tradisional yang ada. Selain itu, kegiatan ini juga sangat bermanfaat untuk menghindarkan anak dari gadget,” ungkapnya.
Sementara itu, Koordinator Kampung Budaya Piji Wetan, Muchamad Zaini menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu eksperimen budaya melalui Folktarium Muria.
Folktarium Muria, kata dia, adalah sebuah alihwahana folklor dan cerita rakyat ke dalam sebuah laboratorium budaya di KBPW. Folktarium Muria diimplementasikan melalui bentuk permainan tradisional, edukasi sejarah, cerita dongeng folklor dan pengenalan nilai-nilai folklor di dalamnya.
“Kunjungan Folktarium ini adalah bagaimana mengenalkan anak-anak akan pentingnya menjaga budaya dan cerita rakyat di sekitar,” kata Zaini.
Zaini menyebutkan banyak cerita rakyat dan folklor yang dikenalkan kepada anak-anak lewat kunjungan tersebut. Misalnya kata dia, adanya permainan tradisional yang memiliki arti setiap permainannya, pohon endemik, omah madep ngidul (rumah menghadap selatan, red) dan lainnya.
“Kita ajarkan kepada anak untuk merawat kebudayaan dan mewariskan kepada anak cucu melalui folktarium muria,” jelasnya.
Adapun permainan tradisional yang disediakan dalam Folktarium Muria di antaranya gedrik, dinoboy, singkongan, egrang mbabu, seniman, dakon, sprento, kelereng, lompat tali dan sebagainya.
“Jadi tidak hanya mereka mampu bermain permainan tradisional, tetapi mereka juga paham arti di balik permainan itu apa,” pungkasnya. (JIM/GIAN)
Inisiatif Kampung Budaya Piji Wetan Kudus dengan program Folktarium Muria merupakan langkah positif dalam memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan dan permainan tradisional kepada generasi muda. Semoga kegiatan ini terus mendorong pemahaman dan cinta terhadap warisan budaya lokal di Kawasan Muria.