KlikFakta.com, KUDUS – Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Bae Kudus temukan metode pembelajaran baru sebagai solusi implementasi pembelajaran berdiferensasi pada Kurikulum Merdeka.
Dalam hal ini, implementasi kurikulum merdeka atau yang dikenal Pembelajaran Berdiferensiasi menjadi ruh dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran berbasis pada kebutuhan murid SCL (Student Centered Learning) atau pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Kepala SMAN 2 Bae Kudus, Puji Rahayu memaparkan, keberagaman latar belakang serta kondisi murid menjadikan karakteristik pada murid berbeda-beda.
“Dengan berbagai perbedaan ini membuat kebutuhan murid juga berbeda-beda. Kondisi ini yang menjadi pertimbangan diperlukannya layanan pembelajaran yang berbeda agar murid mencapai kenyamanan dalam belajar dan hasil yang optimal,” ujarnya saat diwawancara pada Kamis (15/11).
Lebih lanjut, pihaknya menyebut terdapat 3 konsep Diferensiasi Pembelajaran, yaitu Diferensiasi Konten yang terakit dengan apa yang diajarkan kepada murid, Diferensiasi Proses mengacu pada bagaimana murid memahami atau memaknai informasi atau materi, dan Diferensiasi Produk atau tagihan yang diharapkan dari murid.
“Konsep ini baru dalam kegiatan pembelajaran yang sangat berbeda dengan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) yang dilaksankan berdasarkan kurikulum sebelumnya,” paparnya
Maka dari itu, lanjut Puji, sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapi, maka pihaknya membentuk inovasi untuk melaksanakan PeKoJar. Yakni Pendampingan Komunitas Belajar secara intensif terhadap anggota sesuai dengan permasalahan yang menjadi fokus kegiatan.
“Pada komunitas belajar tersebut sebagai koordinator komunitas dari guru penggerak, pengajar praktik dan fasilitator yang ada di sekolah. Karena pengalaman pendidikan sebagai guru penggerak yang memiliki
kewajiban untuk bergerak dan menggerakkan,” tukas Kepala SMAN 2 Bae.
Pihaknya menjelaskan pada saat ini Komunitas Belajar di SMAN 2 Bae terdapat tujuh kelompok sesuai dengan jumlah guru penggerak yang ada di sekolah.
Saat ini terdapat langkah – langkah kegiatan dalam PeKoJar, yakni Pembentukan Komunitas Belajar, Rakor Koordinator Komunitas yang diawali dengan pertemuan para koordinator komunitas yang dilaksanakan secara daring dan luring selama sebulan sekali, pendampingan komunitas sepekan sekali dan materi kegiatan disesuaikan dengan kebutuhan dan persoalan yang ada pada masing-masing komunitas.
“Lalu dalam kegiatan PeKoJar terdapat materi pendampingan berdasarkan kesepakatan dengan waktu pelaksanaan sesuai kelonggaran anggota. Sedangkan yang terakhir terdapat refleksi kegiatan komunitas belajar yang dilaksanakan pada akhir bulan,” tandasnya.
Untuk itu, Dia mengatakan, untuk mengukur ketercapaian kegiatan Pekojar, maka dilakukan dengan Supervisi kunjungan kelas saat KBM, Wawancara dengan siswa dan guru/ testimoni dan angket sebelum dan sesudah kegiatan pendampingan. (ihz)