Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Disdikpora Fokuskan Perhatian Ke Kasus Perundungan

Kabid Pendidikan Dasar Disdikpora, Anggun Nugroho

KlikFakta.com, KUDUS – Kasus perundungan atau bullying masih sering terjadi di sekolah. Ini menjadi salah satu fokus perhatian utama dari Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kudus.

Kabid Pendidikan Dasar pada Disdikpora Kabupaten Kudus, Anggun Nugroho mengungkapkan, sosialisasi terkait masalah perundungan, intoleransi dan kekerasan seksual telah dilakukan tiap awal tahun pembelajaran. Masalah semacam itu disarankan untuk diselesaikan dengan pembinaan.

“Kalau terlalu dibesarkan kasian psikis anak, baik pelaku maupun korban, kalau sampe ke blow up terlalu luas. Saya menyarankan dengan pembinaan saja,” ujarnya pada Jumat (6/10).

Pihaknya mendorong agar sekolah menyediakan barcode untuk pelaporan tindakan bullying. Ini untuk mengantisipasi bagi siswa yang takut melaporkab langsung ke guru Bimbingan Konseling (BK) atau sekolah.

“Dalam setiap sekolah sudah diberikan arahan untuk memberikan rambu-rambu, tanda peringatan, poster besar sebagai salah satu cara mencegah bullying,” jelasnya.

Saat disinggung mengenai kasus yang belum lama ini terjadi, yakni kasus perundungan di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berada di Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus. Dimana, korban dan pelaku merupakan teman sekelas sendiri.

Anggun mengatakan, tindakan preventif seperti sosialisasi dan pemberian pengetahuan terkait perundungan, intoleran dan kekerasan seksual yang terjadi pada siswa selalu dibinakan ke sekolah.

“Kegiatan antisipasi terus dikencangkan tiap kesempatan, karena kita mendorong untuk diselesaikan secara kekeluargaan di sekolah. Kalau dari dinas kan tindakan preventif, seperti sosialisasi ke sekolah tentang ketiga masalah itu,” paparnya.

Berkenaan kasus perundungan yang diduga terjadi di salah satu SMP itu, Anggun mengaku belum mendapatkan laporan resmi. Kendati demikian, ia mengimbau agar diselesaikan secara kekeluargaan.

Pihaknya juga mendorong agar sekolah-sekolah melakukan upaya antisipasi, agar kejadian serupa tidak kembali terjadi. Seperti, memberikan kamera CCTV di sudut sekolah yang dimungkinkan terjadi bullying.

“Misalnya kayak waktu dulu seperti di depan kamar mandi maupun di tempat yang sulit terlihat oleh guru, tempat-tempat seperti itu kasih CCTV,” tandasnya. (JIM/GIAN)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *