Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Rembuk Stunting KKN-IKMB IAIN Kudus Ajak Masyarakat Desa Bogowanti Pahami Stunting

Berjalannya Rembuk Stunting kolaborasi KKN-IKMB IAIN Kudus dan Pemdes Bogowanti pada Sabtu (23/9/2023)

KlikFakta.com, BLORA – Mahasiswa KKN-IKMB 068 IAIN Kudus bekerjasama dengan Pemerintah Desa Bogowanti menyelenggarakan Rembuk Stunting bertempat di Balai Desa Bogowanti, Kecamatan Ngawen, Blora, Sabtu (23/9/2023).

Kegiatan ini menghadirkan narasumber, Froulien Ni’mah K, S.Tr.Gz, RD. (ahli gizi) sebagai pemateri. Hadir sebagai tamu undangan pada acara tersebut yakni ibu-ibu PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) dan ibu-ibu kader posyandu.

Rembuk Stunting menjadi ikhtiar tim KKN-IKMB IAIN Kudus untuk memberikan pengetahuan kepada ibu-ibu terkait stunting. Mulai dari pengertian stunting, apa saja penyebab dan dampaknya, serta bagaimana cara pencegahan dan penanggulangannya.

Bapak Suyitno selaku Kepala Desa Bogowanti sangat mengapresiasi kegiatan ini. Pasalnya selaras dengan program Dinas Kesehatan Blora yang menargetkan Kabupaten Blora terbebas dari stunting atau zero new stunting di tahun 2024.

“Kasus stunting di Desa Bogowanti ada 3 orang. Saya berharap setelah kegiatan ini, kasus stunting sudah tidak ada. Dan untuk para orang tua yang anaknya terkena stunting, tidak perlu malu jika diberi bantuan dan pengarahan dari desa maupun Dinas Kesehatan,” ucap Suyitno dalam sambutan.

Ibu Froulien Ni’mah menjelaskan stunting merupakan kondisi gagal tumbuh yang terjadi pada anak usia 2 tahun ke bawah karena kekurangan gizi kronis.

“Stunting disebabkan oleh pengasuhan yang kurang baik. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh kekurangan asupan gizi yang terjadi sejak bayi masih dalam kandungan karena ibu tidak mencukupi kebutuhan nutrisinya selama masa kehamilan. Akibatnya pertumbuhan anak akan terganggu,” jelasnya.

Dampak dari stunting ini menghambat pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Dampak jangka pendek, biasanya anak yang terkena stunting akan memiliki tubuh yang lebih pendek dari anak-anak lain yang seusianya.

Sedangkan dampak jangka panjang, anak yang menderita stunting tidak akan memiliki postur tubuh yang optimal.

Harapannya setelah rembuk stunting masyarakat lebih tahu penyebab stunting, gejala dan bagaimana cara penanggulangannya. Dengan begitu, para orang tua dapat memberikan pengasuhan yang baik dan tepat pada anaknya sejak dalam kandungan. (Nur Yasin/Mahasiswa KKN IAIN Kudus).

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *