KlikFakta.com, KUDUS – Kirab Tradisi Budaya Saparan Desa Ngembal Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus usai digelar, trasidi yang sudah ada sejak lama ini dimeriahkan dengan berbagai kegiatan mulai dari Senin (28/8) hingga Minggu (3/9).
Dalam kirab tradisi budaya Saparan ini, terdapat bazar UMKM, lomba hias nasi goreng, lomba mewarnai, lomba keroncong dangdut dan karaoke, Qusidah Al-Huda, pentas seni, wayang kulit hingga puncaknya karnaval kirab budaya Saparan dan ditutup oleh Qosidah Abatasa.
Kepala Desa Ngembal Kulon, Moh Khanafi mengatakan, kirab budaya ini sebagai kegiatan nguri-uri budaya Mbah Buyut Poncowati sebagai sosok yang dikenal sebagai salah satu perintis Desa Ngembal Kulon.
“Kirab ini digelar setiap Sabtu Legi pada bulan Sapar tiap tahunnya. Sebelumnya tradisi ini diperingati dengan sederhana, namun kini berhasil dikonsep lebih meriah dalam dua tahun terakhir dengan berbagai kegiatan yang bisa diikuti dan dinikmati seluruh masyarakat,” ujarnya usai Karnaval Kirab Budaya Saparan di Lapangan Klotok Poncowati, Kudus pada Minggu (3/9) sore.
Lebih lanjut, Ia menyebut tradisi kirab ini juga dijadikan sebagai ajang silaturrahim antar warga, ajang komunikasi agar tercipta suasana harmonis, gotong-royong, saling melengkapi dan memberi sehingga tercipta kemakmuran desa.
“Kami gelar serangkaian kegiatan untuk memeriahkan tradisi Saparan tahun ini. Momentum mencurahkan rasa syukur warga Ngembal Kulon atas keberkahan, karunia, dan rizki melimpah yang diberikan oleh Allah SWT kepada masyarakat. Dalam bentuk kesehatan, penghasilan, dan kemakmuran desa,” ucapnya.
Khanafi menjelaskan pada Kirab Saparan kali ini diikuti oleh 26 kelompok dengan membawa dan menampilkan beragam kreasi dan inovasi yang dimiliki masing-masing. Sebanyak 20 kelompok di antaranya merupakan perwakilan dari 20 RT di wilayah Desa Ngembal Kulon.
“Kirab ini diikuti 20 RT, ditambah kelompok dari sekolah, dan juga ada perwakilan dari dusun lain di desa sebelah. Masing-masing kelompok menampilkan kreasi dan inovasi,” tukasnya.
Disisi lain, Camat Jati, Fiza Akbar turut hadir dalam kirab tersebut dan mengapresiasi budaya Saparan yang mampu menarik perhatian masyarakat secara luas untuk memeriahkan tradisi budaya tahunan tersebut.
“Jangan sampai tradisi ini punah seiring perkembangan zaman. Kegiatan seperti ini harus terus dilestarikan dan menjadi agenda rutin tahunan masyarakat yang perlu dirawat dan dijaga,” tandasnya. (JIM/GIAN)