Pabrik Modifikasi Senjata di Semarang Bisa Ubah Airgun jadi Senpi Berbahaya

KlikFakta.com – Polda Metro Jaya membongkar adanya pabrik modifikasi senjata api di wilayah Semarang. Kepolisian pun telah menangkap beberapa tersangka terkait kasus jual beli senjata api ilegal.

Namun identitas itu belum dibeberkan karena masih proses penyelidikan.

“Kami menangkap beberapa tersangka termasuk pabrik modifikator senjata api,” kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi dalam konferensi pers pada Jumat (18/8/2023).

“Kami sudah sita sementara ini 18 pucuk senjata api modifikator di luar yang diungkap oleh Densus di Bekasi beberapa waktu lalu,” lanjutnya.

Ia menyebut pabrik modifikasi ini mampu mengubah senjata jenis airgun menjadi senjata api yang berbahaya.

Sayangnya, senjata modifikasi ini terlah banyak beredar di masyarakat.

“Nah, ini senjata modifikator ini banyak disuplai, yang profesional itu ada di Semarang yang kami ungkap kemarin, dan juga pabrikan penjual senjata api.” katanya.

Hengki menambahkan, tersangka teroris berinisial DE yang merupakan karyawan KAI juga membeli senjata modifikator dari pabrik ini.

“Ini yang kami baru ungkao kemarin di Semarang, ini adalah penyuplai termasuk ke teroris ini,” katanya.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya menangkap tiga anggota polisi yang kedapatan melakukan jual beli senjata api ilegal. Mereka membeli senjata api ilegal itu dari pabrik modifikasi di Semarang.

“Motif ketiga anggota polisi (dalam membeli senjata api) masih didalami. Mungkin mereka tidak puas dengan senjata dinas, atau bisa alasan yang lainnya,” kata Hengki.

Tiga anggota polisi itu berasal dari unit yang berbeda. Satu adalah Bripka Reynaldi Prakoso anggota Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

Kemudian Bripka Syarif Mukhsin anggota Renmin Samapta Polresta Cirebon. Lalu Iptu Muhammad Yudi Saputra Kanit Reskrim Polsek Bekasi Utara.

Meskipun mereka memperoleh senpi ilegal dari pabrik yang sama dengan DE. Hengki menegaskan keterlibatan anggota kepolisian dalam jual beli senpi ilegal tidak berkaitan dengan terorisme.

“Kami tegaskan anggota Polri tidak ada hubungan dengan jaringan terror. Ini informasi tidak benar,” tuturnya.

 

Sumber: CNNIndonesia, Kompas