KlikFakta.com – Tak hanya pemberian gizi, pola asuh orang tua menjadi salah satu yang mempengaruhi anak terkena stunting.
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yuni Rahayuningtyas menjelaskan kasus stunting tak hanya berasal dari keluarga miskin.
Pasalnya, keluarga mampu pun banyak yang anaknya mengalami stunting. Menurutnya, ini lantaran edukasi tentang pola asuh orang tua yang kurang.
“Tak hanya masalah kemiskinan, setelah di sisir kepala keluarga yang terkait kemiskinan ekstrem hanya 10-15 persen. Tapi status gizi sisakan 20,8 persen bukan hanya miskin, tapi keluarga menengah ekonomi bagus, ada masalah seperti itu edukasi penting,” ungkapnya.
Hal ini ia ungkapkan saat diskusi peluncuran Buku Stategi Komunikasi Perubahan Perilaku dan Sosial untuk Pencegahan Stunting di Jateng baru-baru ini.
Dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, sebanyak 24 kabupaten/kota telah memiliki strategi komunikasi (stratkom) pencegahan stunting.
Dengan demikian, Yuni berharap strategi itu tepat sasaran.
“Hal yang telah dilakukan di antaranya membuat berbagai media sebagai bentuk komunikasi. Pelatihan, workshop juga mendampingi kabupaten/kota dalam pengembangan stratkom. Adapula memaksimalkan fungsi Balkemas,” jelasnya.
Selain kampanye di media, BKKBN Jawa Tengah juga menyebar 23.658 tim pendamping keluarga. Mereka akan mendampingi mulai dari calon pengantin sampai anak baru lahir.
Sementara itu, Ketua PPPKMI Anung Sugihantono berharap pesan dari buku yang terbit ini bisa sampai tahap implementasi.
“Kata kuncinya delivered bukan hanya sent. Artinya sampai pada tataran praktis, bukan hanya sekadar pesan,” urainya.
Selain itu di Jateng ada sekitar 2.000 orang PPPKMI yang siap memberikan edukasi terkait pencegahan stunting.
“Tantangannya adalah parenting (pola asuh) tidak hanya yang dilakukan oleh ibu (tapi oleh ayah dan lingkungan),” imbuhnya..
