Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Angka Kelahiran Bakal Turun Terus, Bappenas Ungkap Skenario Ini

Ilustrasi kelahiran bayi (Freepik)

KlikFakta.com – Seperti halnya banyak negara di dunia, angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk di Indonesia juga diprediksi bakal turun terus.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengungkapkan hal itu bisa terjadi jika tidak ada strategi kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan populasi.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengungkapkan, ada tiga skenario perhitungan proyeksi penduduk Indonesia pada 2020 sampai 2050.

Pertama, skenario dengan tren tanpa adanya kebijakan. Berdasarkan skenario ini, maka angka kelahiran bakal turun terus sampai 2050.

Tanpa adanya intervensi kebijakan, angka kelahiran total atau total fertility rate (TFR) di Indonesia bisa terus menyusut hingga angka 1,9 pada 2045.

“Hasilnya adalah TFR terus menurun sampai 1,9 di tahun 2045 diiringi dengan infant mortality rate/IMR (angka kematian bayi/AKB) mencapai 7,85,” ungkapnya.

Hal itu ia ungkapkan dalam Musrenbangnas RKP 2024 dan Peluncuran Proyeksi Penduduk 2020-2050, Selasa (16/5/2023).

Kedua, skenario moderat dengan target menjaga TFR pada angka 2 dan IMR mencapai 5,8 persen.

Sementara pada skenario ketiga yakni skenario optimis menargetkan usia harapan hidup sampai 80 tahun dengan TFR pada 2 dan IMR mencapau 4,2 persen.

“Hasil proyeksi dengan skenario tren optimis menunjukkan jumlah penduduk pada 2045 akan mencapai 324 juta atau bertambah 54,42 juta dari 2020,” jelas Suharso.

Sementara untuk pertumbuhan penduduk untuk tahun 2020-2050, pihaknya memperkirakan akan terus terjadi perlambatan setiap tahun.

“Pertumbuhan penduduk 2020-2050 rata-rata sebesar 0,67 persen setahun, melambat terus setiap tahun. Proporsi penduduk usia 0-14 tahun turun dari 24,56 persen pada 2020 menjadi 19,61 persen pada 2045. Sementara penduduk usia 65 tahun ke atas naik 6,16 persen menjadi 14,61 persen pada 2045,” kata Suhaso.

Sebagai gambaran, angka kelahiran total (TFR) merupakan salah satu faktor penambah jumlah penduduk. Jika TFR lebih besar dari pada angka mortalitas, maka pertumbuhan penduduk menjadi positif. Maka otomatis jumlah penduduk akan lebih banyak.

Sebaliknya jika angka kematian lebih tinggi, maka pertumbuhan penduduk menjadi negatif.

Sumber: CNBC

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *