KlikFakta.com, JEPARA – Peran santri di era digital menjadi hal yang sangat penting, salah satunya menjadikan internet sebagai media dakwah. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jepara, Haizul Ma’arif. Baginya, santri memiliki kewajiban untuk aktif turut serta dalam dunia digital.

“Santri itu memiliki basic agama yang kuat, yang punya referensi keilmuan, sanad yang cukup baik. Sehingga kita berharap ada nilai-nilai positif yang dihasilkan,” terangnya saat ditemui di Gedung DPRD Jepara, belum lama ini.
Gus Haiz, sapaan akrabnya, menerangkan jika santri tak terjun pada digitalisasi, maka banyak konten atau tontonan yang kurang dalam sisi religiusitas.
“Kita ingin santri hadir di sana menjadikan digital internet sebagai sarana untuk dakwah dan sarana untuk amal,” terang ketua DPRD lulusan PP Al-Asy’ariyyah Wonosobo, Jawa Tengah.
Direktur Of Education Al-Shighor Foundation Romzi Ahmad seperti yang dikutip dari nuonline menerangkan jika para santri perlu menyadari adanya pertukaran budaya di era digital yang salah satu produknya adalah nilai-nilai universal. Pasalnya, nilai universal jauh lebih bisa diterima daripada literasi keagamaan.
Romzi menerangkan jika tugas literasi keagamaan menjadi otoritas tertinggi dalam diskursus sosial masyarakat Indonesia tanpa terdegradasi oleh value universal.
Untuk itu, Gus Haiz ingin para santri bisa mengambil peran dalam dakwah di era digital. Terutama dalam memberikan literasi dan referensi ilmu.
“Referensi ilmu yang betul-betul sesuai dengan syariat Islam yang kaffah (keseluruhan), ahlussunnah wal jamaah, dan berwawasan kebangsaan,” jelas laki-laki yang pernah menimba ilmu di PP Almunawwir Krapyak, Yogyakarta.
Saat ini narasi ekstremisme mulai bertebaran di media sosial, sehingga Gus Haiz mengharapkan peran santri untuk memberikan pemahaman keagamaan agar masyarakat tak mudah terprovokasi.
“Santri harus hadir di sana bagaimana bisa memerangi hoaks bagaimana santri bisa perang melawan radikalisme,” ungkapnya.
Gus Haiz membeberkan jika tahun ini Peraturan Daerah (Perda) Pesantren akan terbit dengan harapan pesantren dapat naik kelas.
“Semakin meningkat baik pengakuan atau peningkatan rekognisi, afirmasi, maupun fasilitasi (yang) betul-betul diperkuat oleh pemerintah,” terang Gus Haiz.
Bukan hanya pengembangan lembaga pesantrennya, lanjut Gus Haiz, tapi juga ustadz dan santrinya.
Ia menegaskan jika digitalisasi santri merupakan hal penting dan harus masuk di Perda Pesantren, sehingga pesantren akan menyadari betul peran digitalisasi untuk sarana dakwah pesantren dan santri. (ADV)
Reporter/Penulis: Nur Ithrotul Fadhilah