KlikFakta.com, JEPARA – Sembari tangan lihainya mengemasi produk monel, Ismail Soleh bercerita bagaimana dia bisa menekuni usaha monel yang mulai sejak 2009. Meski sempat vakum beberapa waktu, jiwa wirausahanya kembali membara di tahun 2019.
“Tahun 2009 saya sudah memulai, tetapi baru saya geluti lagi sejak 2019,” katanya.
Lulusan jurusan ilmu kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, Semarang itu sukses mendulang rupiah dari berwirausaha menjual monel yang juga kerajinan khas Jepara.
Dulunya Ismail sempat jadi konsultan salah satu usaha retail dan HRD di salah satu penjualan motor, namun ia memmutuskan kembali berwirausaha.
“Jiwa wirausaha memang tidak bisa dibohongi. Saya sudah pernah bekerja di berbagai perusahaan. Tetapi yang namanya bekerja dengan orang lain, lebih enak jika memiliki bisnis sendiri,” jelas Ismail yang juga pernah mencicipi karier menjadi manajer koperasi.
Sebulan, ia bisa meraup untung sekitar 30-40 juta. Namun omset tersebut merupakan penurunan dari omzet yang sudah lalu-lalu.
“Dulu bisa omset perbulan 100 juta, sekarang tidak bisa,” ungkapnya,
Memakai jenama “bosemonel”, ia menyediakan gelang, kalung, gelang kaki, cincin, dan lain-lain.
Marketplace penjualan monelnya saat ini sudah diikuti puluhan ribu orang. Tak main-main, ribuan picis monel sudah terjual dalam sebulan. Peminat monel yang dipasarkan Ismail kebanyakan dari pulau Kalimantan dan Sulawesi.
Ismail menuturkan seluruh produk adalah bikinan sendiri. Di rumah Ismail merupakan tempat khusus untuk merakit dan pengemasan kerajinan monel.
Mengenai produksi monel, dilakukan pengrajin dari rumah. Ia menjelaskan karena banyaknya jenis, pengrajinnya pun tersebar di beberapa tempat dengan spesialisasi masing-masing.
“Pengrajin pengennya kerja di rumah” kata Ismail.
Meski saat ini usahanya terbilang sudah merambah pasar Indonesia, namun ia tak serta merta memulai usaha. Sebelumnya pun ia menjadi buruh pengrajin monel di tempat usaha kakak iparnya.
Saat menjalankan bisnis monel, usaha Ismail pun tak bisa berjalan mulus. Penjualannya sempat turun karena ada toko online yang meniru nama dan foto produknya.
Meski begitu, bagi Ismail, semua tentang mindset seorang wirausaha dalam melihat peluang usaha tersebut.
“Orang bisnis itu bukan apa yang kita suka, tapi apa yang konsumen suka” ujarnya.
Ismail Soleh menambahkan produk monelnya pun kebanyakan ditujukan untuk kalangan perempuan.
“90 persen konsumen perempuan,” katanya.
Ia pun menjelaskan jika ia memilih harga yang “pas” untuk mematok tarif kerajinan monel yang ia hasilkan. Ismail menolak untuk menawarkan harga yang berpeluang merusak pasar.
“Mindset aku ubah. aku harus fokus ke mana dan target pasar siapa serta jenis kelamin, usia, dan produk dengan range harga berapa,” jelas Ismail.
obviously like your website but you need to test the spelling on several of your posts. Many of them are rife with spelling problems and I in finding it very bothersome to inform the reality however I’ll certainly come back again.