Klikfakta.com, Jepara – Sektor UMKM harus mampu tumbuh menjadi penopang perekonomian daerah. Hal ini terungkap dalam dialog interaktif Membangun Ekonomi Berbasis Potensi Lokal bersama Ketua DPRD Kabupaten Jepara.
Potensi UMKM di Jepara sangat luar biasa dibanding daerah lain. Jepara sendiri memiliki keunggulan di bidang ukir yang sudah mendunia. Di era teknologi,pelaku UMKM harus mampu mengoptimalkan tehnologi untuk dapat bersaing memasarkan hasil produksinya.
Ketua DPRD Jepara Haizul Ma’arif mengatakan, di era globalisasi dan teknologi semua pihak harus berinovasi untuk menjual hasil produksi. Salah satunya melalui pasar online.
“Pelaku UMKM yang ada di Jepara bisa mendaftar dan memasarkan produknya di aplikasi blangkon tersebut, karena aplikasi tersebut lingkupnya tidak hanya kota saja melainkan se Jawa Tengah,” kata Gus Haiz.
Dia menambahkan, antusias masyarakat terhadap pasar tradisional masih sangat tinggi meskipun munculnya pasar modern semakin banyak. Banyak anak muda di hari libur menuju pasar tradisional. Rencananya DPRD akan menginisiasi terbentuknya perda tentang pembatasan pasar modern.
“Setiap Kecamatan hanya ada satu pasar modern. Ini yang akan kita atur dengan tujuan melindungi sektor UMKM dalam menjalankan usahanya,” terangnya.
Sementara itu Kepala DiskopUKMnatertrans Samiadji mengatakan, Pemerintah Jepara akan melakukan pendampingan baik di bidang produksi maupun pemasaran guna mengangkat UMKM di Kabupaten Jepara agar dikenal masyarakat luas.
Bantuan produktif mikro untuk pelaku UMKM pada tahun 2020 senilai Rp.2,4 juta, dengan target secara nasional 12 juta pelaku UMKM termasuk di Jepara.
Kemudian di tahun 2021, anggaran masih sama hanya saja penerima lebih banyak. Walhasil setiap penerima mendapat Rp.1,2 juta. Jumlah penerima meningkat 2 kali lipat yang semula di tahun 2020 sebanyak 12 juta menjadi 24 juta di tahun 2021.
Dia menambahkan, Jepara pada bulan Maret lalu menduduki tempat kedua di Jawa Tengah untuk pembelian produk dalam negeri UMKM. Dalam waktu 2,5 bulan, pembelian produk UMKM di Jepara sudah mencapai Rp.5,7 miliar.
“Jadi memang dari Pemerintah Jepara sangat serius untuk bagaimana kita lebih mencintai, memanfaatkan, dan menggunakan produk-produk lokal yang ada di Jepara,” kata Samiadji.