Ilustrasi anak dibully |
KlikFakta.com, Jepara – Sebuah video diduga bullying terhadap anak sekolah dasar di Kabupaten Jepara viral di Twitter. Video tersebut diunggah oleh akun @bintang10264642.
Video berdurasi tujuh detik tersebut menampakkan seorang anak berkacamata yang dikerubungi teman-temannya. Tangan anak itu dipegangi sedangkan lainnya menepuk-nepuk tubuh anak tersebut.
“Di bully teman sekelasnya, ortu yang bully tau dan malah ngedukung anaknya, sempet ngancem adek gw juga. Lapor pihak sekolah tapi seakan gamau tau karena perbedaan kasta sosial,” tulis akun itu.
Dilansir dari Tribun Jateng, Kepala Disdikpora Kabupaten Jepara Agus Tri Harjono membenarkan kejadian tersebut. Dirinya menyebut kejadian itu terjadi pada Selasa (12/10/2021) dan sudah diselesaikan pada Jumat (15/10/2021).
Dia menyampaikan bahwa seluruh pihak di video tersebut telah saling memaafkan. Begitu pula orang tua masing-masing murid.
Namun Agus membantah kejadian tersebut adalah perundungan.
“Sebetulnya bukan kasus perundungan. Salah paham saja. Ceritanya itu kelasnya itu kan kelas gemuk. Di SD tersebut muridnya banyak. Kepala sekolahnya minta ada variasi. Pembelajarannya tidak guru kelas. Kalau guru kelas itu ngajar seterusnya sampai siang. Di sana menggunakan guru mapel,” paparnya.
“Lha karena guru mapel ini ada sarpras di kelas tertentu belum ada lcd. Terus pindah ke kelas lain yang ada lcdnya. Namanya bocah kalau pindah ruangan rebutan kursi,” sambung dia, Sabtu (16/10/2021).
Saat pindah, terjadi insiden seorang siswa dipukul siswa lain. Dan siswa yang memukul itu adalah yang dipegang dan ditepuk-tepuk di video.
Layaknya anak kecil pada umumnya, seorang teman dari siswa yang dipukul datang dengan maksud menanyakan maksud dari perbuatan itu.
Teman disekitarnya yang tidak tahu apa-apa hanya ikut campur. Bahkan ada yang merekam.
“Nah video itu dikasihkan kepada orang yang didatangi itu. Kemudian siswa yang didatangi itu memperlihatkan video itu kepada orangtuanya, kemudian kakaknya menyebarkan video itu ke media sosial,” bebernya.
Dari situlah tersebar video dugaan perundungan. Lantaran pihak yang menyebarkan tidak tahu kronologis aslinya.
Agus menyesalkan pihak penyebar video yang tidak memeriksa fakta lapangan sebelum menyebarkannya.
“Sebetulnya dia (anak yang di video didatangi sejumlah siswa) yang salah. Dia yang nonjok siswa duluan. Justru seharusnya (siswa) yang dipukul ini yang protes,” ujarnya.
Agus menegaskan masalah ini sudah selesai dan sekolah kembali kondusif. Dia berharap tidak ada lagi kesalahpahaman serupa di kabupaten Jepara.
(MM)