Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Jokowi Akan Hadiri Acaranya Pelaku LGBT alias Sodomi di Pati ?

Nasihin alias Wagiman saat menemui Jokowi beberapa waktu lalu. (KF-istimewa)
klikFakta.com, JEPARA – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) direncanakan hadir dalam acara Muktamar Jamiyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah Indonesia (Jatmi). Rencananya, Jokowi akan hadir ke kediaman Wagiman di Ponpes AKN Marzuqi, Slempung, Dukuhseti, Pati, Jawa Tengah, pada Sabtu, 10 Maret 2018.
spanduk STOP SODOMI sempat dipasang warga di Pati. (KF-istimewa)

Berdasarkan penelusuran jejak cyber tim klikFakta.com, kelompok tersebut dipimpin oleh Akhmad Khoirun Nasihin alias Wagiman sebagai Rois Aam, yang merupakan mantan narapidana kasus LGBT alias sodomi. Seperti dikutip liputan6.com, menurut hakim Pengadilan Negeri Pati yang menyidangkannya Jumat (23/10/2009), terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan, telah melakukan tindak pidana pelecehan seksual di beberapa tempat, termasuk di kompleks pondok pesanren milik terdakwa. Selain vonis penjara, perbuatan kiai ini juga diganjar denda Rp 100 juta.
Bukti-bukti ini juga diperkuat oleh keterangan para korban. Dari bukti yang terungkap, Nasihin memaksa para remaja berusia belasan tahun itu meladeni hasrat seksualnya.  Jika ada yang menolak, terdakwa diancam akan dikeluarkan dari pondok pesantren.Wagiman sempat divonis 7,5 tahun penjara atas kelakuannya  tersebut.
Kasus sodomi yang menimpanya itu membuat kalangan muda NU di Pati khususnya, keberatan atas kedatangan Presiden Jokowi. Fasilullisan misalnya, ia tidak akan lupa perbuatan sang ketua tarekat tidak jelas asal-usulnya itu, kepada para korban sodomi yang didampingi.
Dikutip dari DutaIslam.com, Fasilul menerangkan, pada tahun 2009 itu korban sodomi Wagiman mencapai 50 orang lebih. Sementara istrinya, lanjut Fasilul, masih perawan walau sudah dinikahi selama delapan tahun, waktu kejadian. LGBT, mbah?
“Aku juga terus awasi, korban pas persidangan aku yang kawal, aku yang angkut. Aku cuma ditemani enam orang Banser, di bawah komando Kang Arifin Kajen, ditemani tiga mobil relawan,” kata Fasihullisan.
Anehnya, ketika mengawal itu, Fasilullisan mengaku sempat diteror orang suruhan Wagiman, alias Nasihin. “Aku diteror 5 truk massa bayaran Nasihin, di bawah komando kepala Desa Kembang yang preman dan ratusan preman bayaran,” jelas aktivis anti LGBT tersebut.
Karena itulah, Fasilul lebih mengenal karakter Wagiman sebagai preman LGBT daripada kiai, apalagi pengamal tarekat. Baginya, Wagiman adalah dukun sakti, tidak pas disebut kiai yang tawadlu’ (rendah hati) dan wira’i (menjaga diri dari perbuatan tercela).
Keterangan Fasilul dibenarkan oleh Ibda’, tetangga rumah Wagiman satu kecamatan Dukuhseti, Pati. “Ya memang wonge ki rodo “wandu” (orangnya rada-rada bencong). Bapakku dulu ngajar di situ dan sering khutbah di situ. Ngajar pondok juga. Tapi sejak 2015 keluar karena tidak cocok dengan sikap Nasihin yang arogan,” kata Ibda’ seperti dikutip Dutaislam.com.
Soal istri Wagiman, Ibda’ sama keterangan dengan Fasilul. “Aku juga pernah ketemu sama istrinya. Tapi gak pernah diulek-ulek blas (dielus-elus sama sekali). Ayu padahal. Tapi sejak beliau di penjara dulu gak tahu ke mana,” kata Ibda’.
Wagiman Pernah Cemburu
Korban sodomi Wagiman sangat banyak. Sayangnya, mereka banyak yang takut melapor sehingga tidak tercium oleh media. Fasilullisan hanya mendampingi beberapa korban saja pada tahun 2009.
Pernah terjadi Wagiman cemburu karena “kekasih”nya, yang juga santri laki-laki di situ, ketahuan pacaran dengan seorang gadis cantik.
“Saat ketahuan itu (pacaran), motornya dibakar, pacarnya (cewek) dipukuli, dan ibunya yang cewek dipanggil dan dipukuli,” kata Fasilullisan.
Sayangnya, kata Fasilul, ia baru mengetahui tragedi kekerasan tersebut setelah dua minggu sejak kejadian. “Orangnya memang takut sekali,” imbuhnya.
Ia masih menduga jika Wagiman sampai sekarang masih mempraktikkan tindak homoseksual. “Sampai hari ini kita masih sinyalir praktik homoseksual masih berjalan, cuma korban tidak berani bersuara,” terangnya.
Fasilul juga berharap Presiden Jokowi tidak jadi hadir ke Muktamar Jatmi yang ketuanya adalah mantan narapidana sodomi tujuh tahun penjara tersebut. Wagiman oh Wagiman!
“Itu untuk membuktikan komitmen presiden tak dukung LGBT dan tetap melindungi anak di bawah umur dari kekerasan seks,” pungkas Fasilul.
GP Ansor Pati Pastikan Tak Terlibat Acara itu
Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Pati, tidak akan terlibat dalam pelaksanaan Mukmatar Jam’iyyah Ahli Thariqah Mu’tabarah Indonesia (Jatmi) XI pada 9-12 Maret.
Kepastian itu disampaikan Ketua PC GP Ansor Pati Itkonul Hakim, kemarin. Hal senada disampaikan Imam Rifa’i, pihak yang juga mengatasnamakan ketua PC GP Ansor Pati.
Bahkan, dia menyatakan sikap tepuk tangan atas rencana Presiden dan para pejabat negara dalam Muktamar Jatmi yang sedang berlangsung di Pondok Pesantren AKN Marzuqi Dukuh Selempung, Desa / Kecamatan Dukuhseti.
Bahkan, dia menyimpan anggota Ansor dan Banser untuk tidak terlibat dalam kegiatan tersebut. Dia juga sudah bangun satgas untuk melakukan sweeping atau penertiban terhadap anggota Ansor dan Banser yang terlibat dalam Muktamar Jatmi.
Sikap yang disampaikan secara tertulis itu, dibangun atas tokoh penting Jamti pernah terseret kasus hukum,. Karena itu, dia menilai masyarakat merasa resah dan kecewa.
Sementara itu, Itkon menjelaskan, dia merupakan ketua terpilih hasil pertemuan cabang (konfercab) GP Ansor Pati yang sedang berlangsung di Gedung Haji Juwana pada 22 Desember 2017. Konfercab yang digelar setelah dibekukannya pengurus PC GP Ansor 2015-2019 pada 13 Desember 2016.
Sebelumnya, Pimpinan Pusat (PP) GP Ansor telah mengesahkan pengurus penunjukan untuk menjalankan roda organisasi hingga konfercab terlaksana. “Kami sudah membuat surat resmi untuk panitia Muktamar Jatmi atas permohonan pelibatan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dalam acara tersebut.
Jawabannya kami putuskan melalui rapat pengurus, “kata Itkon. Dia menyatakan, Ansor secara struktural dan emosional tidak berkait dengan Jatmi. Karena itu, tidak ada tempat untuk ikut dalam pengamanan acara Jatmi.
klikFakta.com/089-Ed

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *