KlikFakta.com – Komisi Pemilihan Umum Jawa Tengah (KPU) kembali menyelenggarakan debat pemilihan gubernur Jateng 2024 pada Minggu (10/11) malam.
Tema debat kedua ini adalah “Membangun Infrastruktur dan Ketahanan Pangan Jawa Tengah dalam Menghadapi Perubahan Iklim dan Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat”.
Dalam sesi 2 debat kali ini dengan subtema “Investasi, Perindustrian, UMKM dan Pemberdayaan Desa”. Dalam sesi ini pasangan calon (Paslon) 01, Andika-Hendi mendapat kesempatan menjawab pertanyaan pertama, kemudian ditanggapi oleh Paslon 02 Luthfi-Yasin.
Dalam kesempatan ini, Andika menyampaikan beberapa poin tentang strategi dalam mengurangi ketimpangan antara desa dan kota di Jawa Tengah sebagai berikut:
- Ketersediaan koneksi internet
- Sumber Daya Manusia (SDM) Desa
- Encourage Badan-badan Usaha
Ketiga poin tersebut merupakan strategi yang akan dijalankan oleh Andika-Hendi. Andika juga menyampaikan:
“Intinya kita akan memperpendek kesenjangan itu dengan cara membuat mereka lebih aware dan lebih melek terhadap ICP,” jelas Andika sebagaimana dikutip dari kanal youtube KPU Jateng pada Minggu (10/11).
Sementara itu, Luthfi memberikan respon menanggapi jawaban Paslon 01. Luthfi menyampaikan bahwa Indonesia memiliki tiga kota dengan ekonomi kreatif yang dicatat dunia.
“Titik beratnya adalah ekonomi kreatif, kita tahu bahwa di dunia ini telah mencatat 2 kota kreatif yang pertama adalah Pekalongan, dan yang kedua adalah Solo,” ungkapnya.
Kemudian Luthfi juga menyampaikan bahwa di Jawa Tengah terdapat tiga hal yang memberikan terkait dengan ekonomi kreatif, yaitu fashion, kuliner, dan griya.
Luthfi juga menyampaikan bahwa untuk mengangkat ekonomi kreatif berangkatnya adalah dari desa.
“Di Jawa Tengah generasi Z hampir 50,2 persen. Sehingga saya jamin anak anak generasi Z (anak muda) saya berikan ngopeni anak muda dengan Kartu Zilenial. Kartu ini dimanfaatkan adalah memberikan kesempatan bagi anak-anak muda kita untuk berkreatif,” ungkapnya.
Ia menambahkan, melalui kartu ini rekan-rekan Zilenial bisa melakukan kursus, melakukan kegiatan yang didampingi oleh kepala dinas, sehingga bonusnya bisa ngopi gratis dan internet gratis.
Menanggapi respon dari Luthfi, dalam sesi ini Andika menambahkan bahwa kesempatan bagi mereka untuk belajar justru lebih banyak didapatkan dari teman-teman atau badan-badan usaha yang peduli.
Karena justru perusahaan-perusahaan yang sudah lebih dulu menggunakan e-commerce.
Kalau mereka bisa memanfaatkan potensi desa, ini akan lebih efektif lagi kemungkinannya untuk membesarkan bukan saja mereka, tetapi juga mereka-mereka yang ada di desa yang pasti memberikan kontribusi untuk memperbesar secara bersama-sama usaha mereka bersama.
Andika juga menyampaikan adanya tantangan dalam menyikapi hal tersebut.
“Memang yang menjadi tantangan adalah bagaimana kita dapat menyiapkan tambahan device, sehingga mereka yang tadinya belum pernah terekspos ada sekitar 18 persen. Anggaran yang kita miliki kita pernah hitung bisa memberikan, tetapi sifatnya bertahap,” jelasnya.
Andika optimis bahwa dalam lima tahun ke depan mereka-mereka ini minimal bisa menambah kapasitas maupun kemampuan masing-masing untuk memiliki device yang bisa terkoneksi internet secara langsung.
Penulis: Ahmat Saiful
Good