Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Jelang Tradisi Lomban Jepara, Kapal Mini untuk Larung Kerbau Disiapkan

kapal mini yang dipersiapkan jelang perayaan Lomban di Kabupaten Jepara pada momen bada ketupat mendatang

KlikFakta.com, JEPARA – Kapal mini untuk melarung kepala kerbau jelang perhelatan tradisi Pesta Lomban yang akan digelar Rabu (17/4/2024) mendatang.

Lomban sudah menjadi tradisi masyarakat Jepara setiap bada kupat atau satu minggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Ubarampe dan perlengkapan menghelat budaya tahunan ini mulai dipersiapkan.

Kapal mini tersebut dibuat Agus Mardiko (52) Ketua RT 4 RW 4 Desa Ujungbatu. Agus sudah diamanati untuk membuat kapal mini untuk pesta lomban selama 23 tahun.

Agus mengatakan, proses pengerjaan kapal mini baru mencapai tahap 80 persen.

Kapal ini dibuat dari bahan bambu apus, kayu sengon, kain mori sepanjang 15 meter, batang pisang rajah dan lainnya.

Dia menceritakan, pembuatan kapal ini sudah dimulai sejak minggu pertama bulan Ramadan.

“Hari ke tujuh ramadan sudah mulai dicicil, tergantung waktu senggangnya,” kata Agus.

Anggaran yang dibutuhkan untuk membuat kapal mini ini sekitar Rp 3 jutaan. Kapal tersebut dikerjakan oleh 3-5 pekerja yang kesehariannya sebagai nelayan.

Menurut Agus, tradisi lomban sudah ada sejak tahun 1802 silam. Adanya kupatan satu minggu setelah hari raya juga diinisiasi oleh masyarakat Desa Ujungbatu.

“Dulu hanya di Ujungbatu yang gelar kupatan seminggu setelah hari raya Idulfitri (bada cilik), kemudian masyarakat sekitar mengikuti hingga Jepara dan luar daerah sudah menjadi budaya,” ungkapnya.

Kapal mini berukuran panjang 4 meter, lebar 90 centimeter dan tinggi 45 cm itu berwarna putih dominan. Agus juga menghiasi corak biru, kuning dan merah di badan kapal.

Agus mengungkapkan, ada perbedaan warna dengan kapal mini pada pesta lomban tahun lalu. Perbedaan ini, kata dia, supaya masyarakat tidak bosan dan terkesan variatif.

“Kalau tahun kemarin dominan merah, hanya di pewarnaan saja, selebihnya sama,” terangnya.

Dia mengaku akan mengebut pengerjaan kapal ini hingga Senin (15/4). Sebab sehari sebelum pesta lomban harus selesai untuk pemasangan ubarampe larungan.

Agus menyebut, beberapa ubarampe yang menjadi syarat pelaksanaan larungan antara lain kepala kerbau, satu ingkung ayam, ingkung bakar, arang-arang kambang, kelapa muda yang dilubangi, gula merah, bubur merah putih, ketan hitam dan sebagainya.

Dalam pembuatan kapal ini, Agus mengaku tak ada kendala yang berarti. Hanya saja, ketika turun hujan ia perlu mengamankan bahan-bahan perabotan.

“Antisipasi cuaca karena memang tidak bisa ditebak, ditutupi pakai terpal kalau hujan,” kata dia.

Dia berharap, tradisi pesta lomban di Jepara tetap dilestarikan dan mendapat dukungan lebih banyak dari pemerintah.

Menurutnya, tradisi ini sudah sangat terkenal hingga luar daerah dan mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar.

“Sejak dulu memang tradisi ini sudah dinanti banyak orang, bisa mendatangkan banyak wisatawan dari luar daerah, masyarakat sekitar ikut dapat manfaatnya,” pungkasnya.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *