KlikFakta.com, JEPARA – Meski sudah masuk musim penghujan, namun dua desa di Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara masih kekurangan air bersih.
Sumur di Desa Tunahan dan Watuaji di Kecamatan Keling masih kering.
Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara Muh Ali Wibowo mengatakan kekeringan sempat melanda dua desa itu pada kemarau lalu.
Namun, pada Desember lalu, sumber air sudah mulai muncul dan BPBD mengakhiri bantuan air ke wilayah tersebut. Termasuk mengakhiri pengiriman ke seluruh wilayah yang mengalami kekeringan di Jepara.
”Pada awal tahun ini kembali ada permintaan bantuan air bersih dari dua desa tersebut karena sumber air warga mengering lagi,” ungkap Bowo.
Ia menyebut, jumlah keluarga yang terdampak kekurangan air bersih mencapai 645 KK. Terdiri dari 200 KK di Desa Tunahan dan 435 KK di Desa Watuaji.
Mereka saat ini mengandalkan bantuan droping air bersih dari BPBD yang didanai Badan Amil dan Zakat Nasional (Baznas) Jepara dan Palang Merah Indonesia (PMI) Jepara.
”Untuk saat ini, masing-masing desa didroping air bersih dua kali dalam seminggu sebanyak 20.000 liter,” bebernya.
Untuk memastikan kondisi dua desa yang masih mengalami kekeringan, BPBD akan melakukan monitoring pada Rabu (10/1/2024). Monitoring ini untuk mengetahui kondisi sumber air dan memetakan kebutuhan air di wilayah tersebut.
”Kami akan monitoring. Laporan sementara yang kami terima, karena sempat panas beberapa hari dan sampai sekarang sumur warga masih kering,” ungkap Bowo.
Kondisi kekeringan di beberapa wilayah yang menjadi langganan, seperti Kecamatan Kedung dan Welahan, hingga Kecamatan Jepara sudah dinyatakan selesai.
Bowo menyebut, saat ini BPBD telah bersiap menghadapi kemungkinan bencana yang timbul saat masuk musim penghujan. Seperti banjir, tanah longsor, hingga angin kencang.
Untuk antisipasi bencana, BPBD saat ini telah membentuk kampung siaga bencana, serta menyiapkan SDM dan alat untuk siaga bencana dalam lingkup kabupaten.