KlikFakta.com, PATI – Lulusan SMA dan sarjana mendominasi jumlah pengangguran di Kabupaten Pati.
Dari 57.879 jiwa penduduk menganggur, sebanyak 7,6 persen atau 4.398 jiwa di antaranya adalah lulusan SMA.
Sedangkan lulusan perguruan tinggi atau mereka yang mempunyai gelar strata satu (S1) menempati urutan kedua. Sebanyak 7,55 persen 4.369 jiwa tidak bekerja di 2023 lalu.
Kepala BPS Kabupaten Pati Bob Setiabudi menjelaskan jumlah itu mereka peroleh dari survei hingga Agustus lalu.
Dari data yang mereka peroleh BPS menyebut kedua lulusan mendominasi tingkat pengangguran terbuka dibanding jenjang pendidikan lain.
“Jika dibandingkan secara persentase pengangguran lulusan SD maupun SMP tergolong kecil,” terang Bob saat ditemui di kantor kerjanya.
Tingkat pengangguran terbuka dari jenjang SMP mengisi 6,25 persen atau setara 3.617 jiwa.
Sementara tingkat lulusan SD menjadi pengisi pengangguran terendah yakni 1,12 persen atau 648 jiwa saja.
Menurut Bob, hal ini karena para lulusan SMA dan sarjana masih terbayang stereotip untuk memiliki pekerjaan tinggi.
Walhasil, mereka lebih memilih menganggur karena memilih-milih pekerjaan yang mereka tekuni.
“Kebanyakan lulusan SD biasanya bekerja apa saja. Seperti mencangkul hingga parkir pun mau. Sementara lulusan sarjana, kalau dia tukang parkir gengsi. Makanya dia termasuk pengangguran tertinggi,” lanjut Bob.
Menurut Bob, angkaangka pengangguran dari kategori jenis kelamin bisa mempengaruhi grafik pengangguran dari jenjang sekolah.
BPS Pati Menemukan pengangguran dari segi kelamin, persentase pengangguran didominasi para perempuan.
Pengangguran terbuka dari tingkat perempuan mencapai 4,5 persen. Sedangkan tingkat pengangguran terbuka laki-laki sebesar 4,15 persen.
Menurut Bob angka ini bahkan menunjukkan kondisi terbalik dari tahun 2022 lalu.
Tahun 2022 jumlah laki-laki penganggur menyentuh 4,71. Sedangkan perempuan hanya 4,1 persen saja.
“Artinya secara gambaran kasar tahun 2023 banyak perempuan yang jarang kemana-mana,” kata Bob.
Sumber: Suara Merdeka Muria