Klikfakta.com, KUDUS – Untuk meningkatkan citra produk lokal di mata masyarakat, mahasiswa Prodi PMI bekerja sama dengan pengusaha lokal untuk memperkenalkan produk mereka lebih luas. Hal ini sebagai bentuk kolaborasi akademisi dan pengusaha lokal. Kerja sama tersebut terjalin dalam bentuk Expo Kewirausahaan yang diadakan sebagai Tugas UAS Mata Kuliah Kewirausahaan Mahasiswa Prodi PMI Semester 5 yang diinisiasi oleh Ibu Nuril Maghfirah, S.E. M. Sc. selaku dosen pengampu.
Untuk memaksimalkan kegiatan ini, Expo dilaksanakan di Area Car Free Day Kabupaten Kudus pada Hari Minggu, 17 Desember 2023, pukul 05.00-08.00. Total terdapat 8 stand yang menjajakan produknya masing-masing. Salah satu yang cukup menarik perhatian adalah stand dari Grup Kopi Bolo yang menjual produk yang biasa dikonsumsi sehari-hari, yaitu kopi.
Meskipun sederhana, Grup Kopi Bolo berhasil mengemas produk mereka sebagai bentuk mencintai produk lokal. Sesuai namanya, mereka menjajakan berbagai aneka kopi dan juga jajanan ringan seperti sosis dan bakso bakar. Adapun kopi sebagai menu utama mereka terdiri dari Kopi Tubruk, Kopi Jahe, dan Kopi Gula Aren.
Sesuai dengan tema digelarnya expo tersebut, kopi yang mereka jual merupakan hasil dari petani lokal yang ada di daerah Muria yang memang sudah terkenal dengan dataran tinggi penghasil kopi di Kudus. Dalam hal ini, pengusaha yang diajak bekerja sama oleh Grup Kopi Bolo adalah Pengolah dan Penyalur Kopi Goodang Kopi Muria yang sudah menjalankan usaha tersebut sejak beberapa tahun terakhir. Sejak awal, ketika pihak Kopi Bolo menawarkan kerja sama, pihak Goodang Kopi Muria menerima tawaran tersebut dengan senang hati. Hal ini menunjukkan bahwa produk lokal kali ini sudah siap menuju global.
Adapun kopi bubuk yang dijual oleh Grup Kopi Bolo pada expo kali ini adalah jenis kopi arabika dengan varian dark dan medium. Sesuai namanya, dark menandakan bahwa kopi tersebut telah melalui proses roasting lebih lama daripada varian medium sehingga warnanya lebih gelap dan rasa kopinya juga semakin pekat.
Selain menjual kopi dalam bentuk bubuk, Grup Kopi Bolo juga menjual varian kopi siap seduh di tempat, yakni kopi tubruk, kopi jahe, dan kopi gula aren.
Kopi tubruk merupakan varian original dari kopi yang dijual. Dan kopi jahe merupakan perpaduan kopi dengan jahe bakar yang sedikit ditumbuk sehingga menghasilkan kolaborasi rasa pahit kopi dan juga pedas khas dari jahe. Sedangkan kopi gula aren merupakan perpaduan kopi original dengan gula aren sebagai pemanis yang menjadikan kopi ini lebih rendah gula daripada kopi yang menggunakan gula pasir sebagai pemanisnya.
Dari ketiga kopi tersebut, yang paling laris tentu kopi tubruk, setelah itu kopi gula aren, baru kopi jahe.
Selain kopi, bakso dan sosis bakar juga menjadi favorit dengan bumbu bakar handmade manjadikan rasanya ciamik. Ada juga teh celup yang terbuat dari kulit buah kopi yang dikeringkan, dan bisa menjadi alternatif bagi penggemar teh yang ingin sesekali merasakan kopi.
“Untuk ukuran kopi manis sih ini pas, ya. Tapi kalau untuk saya yang suka pahit, ini kemanisan”, terang Bu Nuril selaku dosen ketika mencicipi kopi jahe.
Bu Nuril juga menambahkan, “Ini enak, ya. Kopi dan jahenya terasa. Tapi sekali lagi untuk saya kemanisan, sih.”
Dari review tersebut dapat diketahui bahwa di bidang kuliner, selera seseorang tidak bisa dipaksakan. Oleh karena itu, pengusaha kuliner harus terus berinovasi agar produk yang dia jual bisa menyentuh semua lapisan masyarakat dengan berbagai perbedaan selera melalui variasi dalam produk tersebut.
Adanya expo ini diharapkan dapat menjadi jalan bagi para pengusaha lokal untuk terus mengembangkan produknya hingga sampai di tahap siap dipasarkan di pasar nasional bahkan global. Oleh karena itu, dibutuhkan sumbangsih kreativitas dari anak-anak muda agar produk lokal bisa terus mengikuti perkembangam zaman.
Semoga semangat para pemuda tetap membara menjadi pengusaha masa depan, memberdayakan masyarakat, memberdayakan potensi lokal, yang membuka banyak lapangan pekerjaan sehingga bisa bermanfaat luas bagi sesama.