Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Tabligh Akbar Puncak Milad Muhammadiyah dan UMKU

KlikFakta.com Kudus – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr Abdul Mu’ti hadir sebagai pembicara pada puncak rangkaian kegiatan milad Muhammadiyah ke 111 dan milad UMKU ke 25 dalam tabligh akbar di aula Crystal building Universitas Muhammadiyah Kudus.

Pada ceramah yang dihadiri ribuan kader Muhammadiyah tersebut di jelang akhir orasinya, Mu’ti menyampaikan kebijakan PP Muhammadiyah terkait dengan Pemilu 2024 yang menekankan bahwa politik menurut Muhammadiyah merupakan wilayah muamalah duniawiyah, maka seperti kata nabi, dalam masalah politik kamu lebih tahu lebih ngerti urusan urusan dunia itu.

“Muhammadiyah memandang politik sebagai bagian dari bagaimana kita dalam ruang lingkup wilayah kebangsaan dan wilayah kenegaraan. Partai politik adalah pilar demokrasi dan tidak mungkin ada demokrasi tanpa partai politik,” ungkapnya Sabtu (25/11/2023).

Oleh karenanya sesuai dengan khittoh dan fitrahnya, Muhammadiyah mengambil sikap tidak punya afiliasi dengan partai politik tertentu tetapi memberikan kebebasan kepada anggotanya dalam bidang politik dalam kehidupan kebangsaan melalui sarana-sarana politik dan lembaga-lembaga negara yang sah di Indonesia.

“Muhammadiyah tidak anti politik, walaupun tentu saja politik Muhammadiyah adalah politik kebangsaan bukan politik kepartaian. Silahkan memilih calon-calon legislatif yang berasal dari kalangan warga persyarikatan Muhammadiyah,” jabarnya.

Apapun partai politiknya, dia meminta kadernya untuk menjadikan sebagai bagian dari sikap untuk tidak memilih dalam Pemilu tahun depan.

“Jangan golput dan tidak memilih, bahwa ada kekurangan-kekurangan itu sesuatu yang tidak bisa kita pungkiri. Tetapi jangan karena ada kekurangan kemudian kita antipati,” katanya.

Sementara itu terkait Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. sebagai bagian dari keputusan Muktamar Surakarta, terkait dengan pilihan Presiden (Pilpres) Muhammadiyah telah mengambil sikap untuk juga netral.

“Netralitas itu kita sebut dengan netralitas aktif,” sebut pria yang belakangan menjadi sorotan karena kepiawaiannya usai sebagai moderator Dialog Muhammadiyah dengan Calon Pemimpin Bangsa yang menghadirkan pasangan Capres – Cawapres di tiga kampus Muhammadiyah secara terpisah.

Muhammadiyah membangun komunikasi yang sebaik-baiknya dengan semua pasangan calon presiden dan wakil presiden dan atas dasar itulah PP Muhammadiyah selama tiga hari berturut-turut yakni tanggal 22, 23 dan 24 November yang lalu mengadakan dialog publik dengan menghadirkan tiga pasang calon presiden dan wakil presiden.

“Alhamdulillah di Surakarta dialognya dihadiri oleh Pak Anies dan Gus Imin, kemudian di Jakarta dihadiri oleh Pak Ganjar dan Pak Mahfud, di Surabaya dihadiri Pak Prabowo saja tanpa mas Gibran,” ujarnya.

Terkait ketidak hadiran Gibran Rakabuming Raka, calon wakil presiden dari pasangan nomor urut 2 bersama Prabowo Subianto diakuinya sangat disayangkan oleh banyak pihak di lingkungan Muhammadiyah bahkan disebagian besar penonton dialog publik tersebut.

“Memang sempat ada yang WA ke saya kalau keduanya atau salah satu nggak bisa datang sebaiknya batalkan saja acara dialognya katanya begitu, tapi kami di PP berprinsip kita sudah undang Pak Prabowo dan beliau mau dating, masa mau kita batalkan,” terangnya.

Dikatakannya, juga sempat ada yang mengusulkan kalau masih berada di tempat yang lain bagaimana kalau difasilitasi saja pakai aplikasi Zoom. Itu usulan yang bagus dan sesungguhnya bisa kita penuhi.

“Namun akhirnya Alhamdulillah Pak Prabowo bisa hadir pada diskusi. Tak mengapa hanya capresnya saja Insha Allah bisa mempresentasikan gagasan keduanya. Luar biasa alhamdulillah dialog berlangsung dengan baik dan mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari berbagai kalangan,” tuturnya.

Dialog yang pihaknya gelar itu menurutnya sebagai bukti bahwa Muhammadiyah ikut memikirkan bagaimana kehidupan negara ini di masa depan. Dengan memberikan masukan-masukan kepada tiga pasang calon itu sejumlah aspirasi-aspirasi dalam bentuk pertanyaan dari para panelis.

“Semua capres itu kita titipi empat dokumen Muhammadiyah yakni negara Pancasila sebagai Darul Ahdi wa Syahadah, Indonesia berkemajuan yang merupakan hasil Sidang Tanwir di Samarinda serta dokumen isu-isu strategis kebangsaan dan kemanusiaan universal dan kemudian ditaati, sesuai hasil Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Surakarta. Semuanya berisi pokok pikiran Muhammadiyah untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara baldatun toyyibatun warobbun Ghofur,” katanya.

Muhammadiyah menghadapi Pemilu 2024, jaga ukhuwah, jaga kerukunan dengan saling menghormati perbedaan pilihan.

“Saya melihat warga persyarikatan Muhammadiyah itu punya pilihan partai yang berbeda-beda dan pilihan calon presiden dan wakil presiden yang berbeda-beda. Bahkan beberapa diantaranya menjadi bagian dari tim pemenangan di semua capres yang ada. Silahkan saling menghormati dan menghargai pilihan masing-masing,” jelasnya.

Diketahui, rangkaian milad sendiri telah digelar sejak tanggal 05 November 2023 dengan acara jalan sehat yang diikuti ribuan peserta dari warga Muhammadiyah dan masyarakat umum, bazaar, kejuaraan silat, kemah Hizbul Wathan dan berbagai lomba yang semuanya dipusatkan di Crystal Building UMKU.

Selain tabligh akbar, dalam resepsi milad malam itu, ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kudus Noor Muslikhan menyerahkan hadiah beragam lomba yang telah dilaksanakan sebelumnya, yaitu lomba badminton, lomba menggambar, lomba mewarnai dan lomba MTQ. (JIM/GIAN)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *