KlikFakta.com, KUDUS – Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus menyebut kemarau panjang sampai saat ini belum menyebabkan gagal panen.
Kabid Pertanian Dinas Pertanian dan Pangan Kudus, Agus Setiawan menuturkan ia belum menerima laporan puso (gagal panen) akibat musim kemarau panjang.
Meski begitu ia mengakui el nino masih memberi dampak pada sektor pertanian.
“Dengan irigasi sistem gilir, di Waduk Kedungombo maupun Logung dapat mengantisipasi dampak kekeringan. Hanya waktu tanam memang menjadi mundur. Namun dari laporan penen, belum ada yang terdampak puso,” terangnya.
Ia pun menjelaskan jika target luas tanam dan hasil produksi pertanian cukup memuaskan.
Tahun ini, menurut pendataan Dinas Pertanian dan pangan, ditargetkan luas tanam mencapai 24.703 hektare. Sementara target produksi mencapai 137.193 ton gabah kering giling (GKG).
“Realisasinya cukup baik. Untuk luas lahan hingga September tercatat seluas 14.360 hektare sementara produksinya hingga September telah mencapai 121.463 ton GKG. Atau kurang 15.730 ton GKG saja,” tambahnya.
Dari luas lahan tersebut, dia menyebut empat kecamatan menjadi daerah penayangga atau penghasil padi terbesar. Yakni Kecamatan Undaan, Jekulo, Mejobo, dan Kaliwungu.
Meski kemarau belum membawa dampak signifikan, ia tetap mengimbau beberapa hal kepada masyarakat.
“Untuk meningkatkan produksi, kami sudah menghimbau agar jerami tidak dibakar. Serta memanfaatkan pupuk organik, sehingga komposisi nutrisi dan unsur hara tidak tergantung hanya dari pupuk kimia yang terbatas kandungannya,” katanya.
Dia menambahkan mengembalikan kadar organik tanah akan berdampak kepada kemampuan kapasitas mengikat partikel air hujan. Menurutnya hal ini dapat mengurangi resiko kekeringan atau banjir.
“Di samping itu tentu sebaiknya tetap melakukan perawatan dan normalisasi saluran irigasi tersier secara bersama dan swadaya,” tandasnya.
Sumber: Suara Merdeka