KlikFakta.com, Kudus – Warga RW 1 Desa Rendeng, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus melestarikan budaya terompet glongsor dengan menggelar kirab budaya glongsor pada Minggu (27/8) sore.
Ketua Paguyuban Kawula Keraton Surakarta (Pakasa) Kudus, Kanjeng Raden Arya (KRA) Panembahan Didik Gilingwesi Hadinagoro mengatakan terompet glongsor merupakan peninggalan leluhur di wilayah setempat pada zaman dahulu.
“Ini sebagai pengingat dan sebagai bentuk melestarikan budaya yang merupakan peninggalan leluhur. Terompet itu sendiri dulunya digunakan untuk mengumumkan berita duka kepada masyarakat. Namun, saat ini terompet glongsor sudah tidak digunakan lagi karena sudah menggunakan speaker melalui masjid atau mushola untuk mengumumkan berita duka,” ujarya.
Lebih lanjut pihaknya menjelaskan kegiatan ini sebagai upaya mengenalkan kepada generasi penerus mengenai adanya peninggalan sejarah berupa Terompet Glongsor.
“Kegiatan ini untuk nguri-nguri budaya leluhur. Mengingatkan adanya sejarah Terompet Glongsor yang ada di Desa Rendeng,” kata

Kirab Terompet Glongsor ini sendiri diikuti oleh masyarakat RT 1, RT 2 dan RT 3 di lingkungan RW 1 Desa Rendeng, Kecamatan Kota. Acara dimulai dengan mengadakan kirab budaya mengelilingi kawasan RW 1.
Dalam kirab ini, terompet glongsor diarak oleh masyarakat dengan diiringi alunan tembang Jawa dan selawat. Selain itu, peserta kirab juga membawa makanan yang ditata rapi di beberapa tampah serta berpakaian adat Jawa dan busana Kudusan.
“Terompet Glongsor ini merupakan salah satu peninggalan sejarah yang ada di Kota Kretek. Meski perkembangan zaman demikian pesat dan banyak gempuran budaya modern, tapi hingga kini budaya ini masih dilestarikan,” tandasnya.
Usai kirab, acara dilanjutkan dengan sambutan para tetua, doa dan makan bersama masyarakat setempat. Diharapkan, ke depan, acara Kirab Terompet Glongsor ini bisa terus dilakukan untuk nguri-nguri budaya leluhur.
“Ini sudah kedua kali Kirab Terompet Glongsor ini diadakan, sebelumnya di tahun 2022. Semoga seterusnya masih bisa diadakan lagi agar peninggalan sejarah ini tetap terjaga,” tuturnya. (JIM/GIAN)