Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Penjual Bunga Sekitaran Makam Rasakan Berkah Ramadhan dari Tradisi Nyekar

Penjual bunga di sekitaran makam Mbah Shidiq, Desa Kriyan, Kalinyamatan, Jepara (Foto: Nur Ithrotul Fadhilah)

KlikFakta.com, JEPARA – Berkah datangnya bulan suci Ramadhan ikut terasa oleh penjual bunga di sekitaran Makam Mbah Shidiq Desa Kriyan, Kalinyamatan, Jepara.

Belasan penjaja kembang itu menyediakan berbagai macam bunga untuk para peziarah yang nyekar ke makan keluarga dan sanak saudara.

Dari pantuan KlikFakta.com, ada yang sedari pagi menjajakan bunganya. Ditemukan beberapa penjual bunga dadakan yang memanfaatkan momentum jelang Ramadhan.

Salah seorang penjual bunga Suriyatun, menerangkan jika ia rutin tiap tahunnya menjajakan bunga. Selain mendulang rezeki, warga asal Kriyan itu juga mengharapkan keberkahan.

“Sejak kecil saya sudah ikut ibu saya jualan kembang, tapi memang tidak setiap hari, pas ada preman (momen tertentu, red) saja,” kata Suriyatun dalam bahasa Jawa, Selasa (21/3/2023).

Suriyatun menaksir untung yang diraup sekitar dua sampai tiga kali lipat dari modal awal sekitar satu juta rupiah.

“Paginya saya di pasar Mayong, siang sampai sore di sini,” ungkap perempuan yang biasanya berjualan nasi di dekat pabrik tekstil.

Para pedagang kebanyakan menjajakan kembang boreh yang berisi campuran bunga mawar, kantil, kenanga, daun pandan, dan lain-lain. Ada pula yang menyediakan bunga mawar.

“Satu bungkus kembang boreh harganya lima ribu rupiah, sementara mawar satu wadah kecil harganya 20-25 ribu,” terangnya.

Mu’minah turut menyemarakan penjualan bunga di sekitaran makam Desa Kriyan. Sudah lima tahun ia mencoba peruntungan menjadi penjual bunga.

“Sebagai tambahan rezeki saja, barangkali untuk puasa dan hari raya punya banyak kebutuhan. Jadi saya hanya jual sekitar 50 bungkus kembang per hari,” terang perempuan asal Robayan, Kalinyamatan, Jepara.

Masruah, penjual bunga tetap di area makam tersebut mengatakan ketika hari-hari biasa, ia hanya bisa meraih ratusan ribu rupiah.

Sementara di hari-hari menjelang puasa, ia bisa mendulang omset hingga jutaan rupiah per hari.

“Besok hari terakhir sebelum Ramadhan, itu yang paling ramai. Musim-musim begini bisa 5-6 juta rupiah, bahkan kalau ramai bisa sampai 10 juta,” ujarnya.

Tak hanya kembang boreh, Masruah menyediakan beragam perlengkapan ziarah seperti dupa, menyan, gading, mawar dan aneka kembang pesanan.

“Sejak Kamis kemarin memang sudah ramai, karena menjelang puasa. Banyak juga yang langganan dari desa-desa sekitar membeli ke saya,” ungkap perempuan yang sudah berjualan kembang selam 30 tahun itu.

Sri wahyuti, salah satu pembeli asal Desa Sendang, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara, mengaku rutin membeli kembang ke Masruah. Kali ini, ia membeli kembang boreh untuk nyekar keesokan harinya.

“Saya memang sudah langganan di sini. Jaga-jaga kalau besok keramaian, jadi belinya hari ini,” ujar Sri.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *