Gambar ilustrasi seorang nakes tenaga vaksnator tengah mengambil vakisn untuk disuntikan (foto : ra) |
KlikFakta.com, KUDUS – Ribuan vaksin jenis Astrazeneca dikabarkan rusak karena kedaluarsa. Padahal, vakain jenis tersebut banyak diidam-idamkan oleh masyarakat, lantaran vaksin ini masuk kategori memiliki peringkat terbaik secara Internasional.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Kudus HM Hartopo menjelaskan, jika 1 Oktober kemarin pihaknya sudah dirimi dari Kemenkes sebanyak 50 ribu dosis vaksin jenis astrazeneca.
“Tetapi tanggal 2 sudah di kirim ke Provinsi, tanggal 12 baru dikirim ke Kudus, artinya lama di provinsi. Disana berarti 11 hari di provinsi,” jelasnya saat ditemui awak media, usai membuka seminar kajian di @home hotel, Rabu (3/11/2021).
Setelah pihak Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus melakukan koordinasi ke Kemenkes lantaran vaksin jenis Astrazeneca belum sampai di Kudus.
“Akhirnya dari Kudus koordinasi dengan provinsi ternyata masih disana terus akhirnya kita ambil tanggal 12 Oktober. Tanggal 31 EDnya (expired), artinya kita punya waktu 18 hari yang harus kita suntikkan kepada masyarakat,” ucapnya.
Jadi, ED tersebut lantaran waktu yang sangat mepet, dan juga dikarenakan di lapangan ini susah. Karena masyarakat banyak milih-milih. Jadi pihaknya, perlu proses menjemput bola, memberikan edukasi-edukasi masyarakat.
“Nahh itu sudah mendapatkan 90% karena 50 ribu dosis itu kita tinggal 4 ribu dosis,” tandasnya.
Sementara itu, Kasi Surveilens dan Imunisasi pada DKK Kudus Aniq Fuad mengatakan, ribuan vaksin covid-19 jenis Astrazeneca di Kudus kadaluarsa. Pihaknya menyebut, ada satu rumah sakit di Kudus yang memiliki vaksin AZ kadaluarsa. Tak tanggung-tanggung jumlahnya mencapi 40 ribu dosis.
“Yang jelas saya sudah menemukan (vaksin) Astrazeneca yang ED (expired) itu sekitar 2.700 dosis. ED-nya per tanggal 29 Oktober,” katanya,
Aniq menegaskan bahwa itu bukan kesalahan dari DKK Kudus maupun rumah sakit. Sebab, dropping vaksin jenis Astrazeneca diterimanya pada tanggal 16 Oktober 2021.
“Kita hanya punya waktu 13 hari harus menghabiskan 41 ribu dosis,” sambungnya.
Lebih lanjut, untuk vaksin yang sudah kadaluarsa, sesuai dengan kebijakan dari Dirjen Imunisasi, vaksin jenis AZ akan tetap disimpan di suhu standar 2-8 derajat.
“Untuk yang sudah ED, ini nanti perintah dari Dirjen Imunisasi tetap disimpan di suhu standar 2-8 derajat. Nanti didata dan bisa dikembalikan ke pusat,” ungkapnya.
Sampai saat ini, lanjut Aniq, Kabupaten Kudus sendiri telah menerima vaksin jenis AZ lebih dari 100 ribu dosis. Di samping itu, vaksin AZ yang masih tersisa dan belum kadaluarsa, akan disuntikkan untuk dosis pertama. Untuk penyuntikkan vaksin dosis kedua sendiri, menurut Aniq akan terus dilakukan. Kekurangannya sekitar 100 ribu dosis lebih.
“Kalau untuk dosis kedua, kalau saya hitung masih sekitar 100 ribu lebih. Sedangkan Sinovac 70 ribu. Kan 100 ribu lebih itu campur-campur, ada Astrazeneca, ada yang Sinovac,” ungkapnya.
Ra