Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

32 Titik Lokasi Selasai Diperbaiki, CFW Desa Mlati Lor Resmi Ditutup


KlikFakta.com, KUDUS
– Pemerintah Desa Mlati Lor, Kecamatan Kota Kabupaten Kudus, resmi menutup kegiatan cash form work (CFW) atau kegiatan padat karya tunai (PKT), Sabtu (28/8/2019).

Dimana kegiatan tersebut merupakan Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), bantuan langsung dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Setiap desa atau kelurahan mendapatkan alokasi dana sebanyak Rp 300 juta. Dengan begitu, 32 titik lokasi di desa tersebut rampung diperbaiki.

Kepala Desa Mlati Lor Zainal Abidin mengungkapkan, kegiatan ini merupakan upaya desa mengajukan kepada pemerintah provinsi agar bisa mendapatkan pendampingan dan bantuan terkait CFW. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang terdampak pandemi covid-19. 

“Harapannya kegiatan ini bisa terus berlanjut dengan interval 5 atau 10 tahunan. Kegiatan ini sangat berguna. Bisa membantu masyarakat yang tidak tersentuh bantuan dari pemdes, bisa terbantu dengan kegiatan ini,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tunas Melati Desa Mlati Lor Arief Subkan mengatakan, kegiatan CFW merupakan program dari kota tanpa kumuh (Kotaku) provinsi. Di desa Mlati Lor sendiri sudah berlangsung sejak akhir bulan Mei 2021. Direncanakan selesai dalam 3 bulan, kegiatan tersebut harus mundur selama 3 minggu, dan baru bisa selesai di akhir Bulan Agustus 2021. Sebab kasus covid-19 di Mlati Lor pernah tinggi, hingga menjadi zona merah.

Pihaknya juga menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah suatu upaya memberdayakan masyarakat wilayah Mlati Lor yang terdampak pandemi covid-19. 

“Mereka yang pekerjaannya terkendala karena covid, kita recruit. Totalnya ada 58 orang dari seluruh desa di 5 RW. 2 diantaranya perempuan dan sisanya laki-laki. Setiap harinya, mereka juga dibayar. Sebesar Rp 90 ribu hingga Rp 100 ribu,” katanya saat ditemui di kantor balai desa Mlati Lor, Sabtu (28/8/2021).

Kegiatan CFW yang dilakukan pun beragam. Mulai dari perbaikan jalan hingga membersihkan saluran air atau selokan.

“Yang dulu mampet dan belum tersentuh normalisasi bisa diperbaiki. Diharapkan saat hujan, air bisa mengalir normal dan tidak bau. Jalan yang dulunya rusak, bisa dilewati lancar,” terangnya.

Untuk lokasi, Arief mengatakan ada 32 titik. Tapi untuk rinciannya, pihaknya tidak bisa menerangkan secara detail.

Kegiatan ini pun dikatakan Arief sebagai upaya membatu pemerintah desa dalam memberikan pelayanan terbaik bagi warganya. 

“Dengan ini bisa membantu pemerintah desa, meringankan anggaran dan bisa membantu pemerintah desa. Masysarakat bisa terbantu, warga bisa menikmati pembangunan tanpa menunggu bantuan dari pemdes,” ungkapnya.

Ditempat yang sama, Naili Huda Fasilitator kegiatan Kotaku di Kudus mengatakan bahwa untuk kriteria menjadi penerima bantuan CFW bermacam-macam. Namun secara pasti, kegiatan CFW ada untuk membantu wilayah yang terdampak pandemi covid-19. 

Di Kudus sendiri, Naili mengatakan ada 10 wilayah yang mendapatkan bantuan CFW. Diantaranya yaitu Desa Mlati Lor, Mlati Norowito, Kirig, Kaliwungu, Sidorekso, Mijen, Demangan, Langgar Dalem, dan Purwosari.

“Untuk kriterianya tidak diberitahukan secara pasti. Tapi dari yang dilihat dari daftar, salah satu alasannya karena mereka pernah menjadi zona merah penyebaran virus covid-19,” ucapnya.

Terkait CFW ini, Naili menjelaskan, desa ataupun kelurahan tidak mengajukan ke provinsi. Melainkan, pihak provinsi yang sudah menentukan dan penilaiannya oun dari sana.

“Lainnya memang banyak, kita tidak mengajukan, semua penilain ada dari sana (dinas provinsi),” tandasnya.

Untuk selanjutnya, pihaknya berharap, hasil dari kegiatan ini bisa dimanfaatkan secara maksimal. Yang sebelumnya ada wilayah yang kumuh, bisa menjadi lebih bersih dan tidak kumuh lagi. Sedangkan yang sebelumnya memang bersih, bisa dicegah agar tidak kumuh.

Di sisi lain, Afandi salah seorang pekerja yang mengikuti CFW merasa terbantu dengan adanya kegiatan ini. Pihaknya yang sebelumnya bekerja serabutan, saat pandemi susah mencari pekerjaan. Dengan kegiatan CFW, ia bisa kembali mencukupi kebutuhan keluarganya.

“Seneng, bermanfaat bagi saya. Bisa untuk mencukupi kebutuhan keluarga,” katanya.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *