Kapolres Kudus, didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, serta tim jelajah kopi nusantara (foto:klikfakta.com) |
KlikFakta.com, KUDUS – Tim Jelajah Kopi Nusantara yang berjumlahkan enam orang menyambangi Kota Kretek untuk menikmati rasa kopi di Kaki Gunung Muria. Bertempat di Pijar Park, Desa Kajar, Kecamatan Dawe, Kudus, Jawa Tegah, tim tersebut di sambut hangat oleh Kepala Polisi Resor (Kapolres) Kudus AKBP Aditya Surya Darma dan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Catur Sulistiyanto.
Dari pantaun media ini, Tim Jelajah Kopi Nusantara di suguhkan dengan berbagai macam kopi yang di buat oleh masyarakat Kudus.
Kapolres Kudus AKBP Aditya Surya Darma sangat berterima kasih. Pihaknya berharap, dengan kedatangan tim Jelajah Kopi Nusantara, kopi kudus bisa lebih dikenal orang banyak.
“Saya berharap kopi di sini (Kudus) bisa berkembang dan dikelola dengan baik. Bisa berkembanh ke seluruh Indonesia. Sehingga, masyarakat bisa tau, ini lho kopi khas Kudus, ” harap Kapolres selepas berbincang dengan tim Jelajah Kopi Nusantara, Sabtu (27/3/2021).
Dengan kedatangan tim dari Jakarta ini, Kapolres Kudus berharap, bisa mendongkrak popularitas kopi khas kota Kretek. Terlebih bagi mereka para pecinta dan penikmat kopi di tanah air.
“Dengan acara ini juga memperkenalkan kopi kepada masyarakat, bahwa Kudus punya kopi yang potensial. Sehingga bisa dinikmati dan mendapat tempat khusus bagi pecinta dan penikmat kopi nusantara, ” lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Tim Jelajah Kopi Nusantara Ahmad Bahar mengungkapkan, salah satu tujuannya singgah di Kudus adalah ingin memasukkan kopi Kudus ke dalam ensiklopedi kopi Indonesia. Di mana, diketahui tim dari Jelajah Kopi Nusantara adalah para jurnalis dan penulis.
“Output dari kegiatan kami ini ada 3 nantinya. Yang pertama berita harian, kedua konten Youtube, dan terakhir akan kami buat ensiklopedi kopi nusantara. Salah satunya kopi khas dari Kudus, ” jelasnya kepada awak media yang hadir.
Ahmad Bahar juga menjelaskan, kegiatan yang dia dan kawan-kawannya lakukan ini sudah dimulai sejak tanggal 1 Maret lalu. Untuk etape pertama, pihaknya menargetkan menjelajah di 21 kota maupun kabupatej yang tersebar di Pulau Jawa. Mulai dari Bandung, Sumedang, Ciamis, Salatiga, Kudus, dan nantinya akan ke Solo.
“Setelah dari Kudus, nanti akan ke Solo. Jelajah kopi nusantara ini berusaha untuk mencover semua kopi khas yang ada di Indonesia,” katanya.
Bukan hanya mencicipi citarasa kopi khas masing-masing daerah, Jelajah kopi nusantara juga ingin mengetahui bagaimana tradisi ngopi di setiap daerah.
“Yang ingin kita dapatkan bukan hanya kebun kopi, tapi tradisi ngopi di daerah itu bagaimana,” kata Ahmad Bahar.
Kegiatan ini pula, kata Bahar, adalah salah satu upaya membantu pemerintah dalam mengembangkan industri kopi di Indonesia. Bahkan kopi diharapkan bisa menjadi industri rakyat dan membantu perekonomian rakyat.
Sebelum melanjutkan aktivitasnya, Ahmad Bahar berpesan bagi para pelaku industri kopi di Kudus. Ia berharap kepada pemeritah Kabupaten Kudus bisa ikut membantu meningkatkan industri kopi di Kota Kretek. Mengingat, kopi Kudus yang memiliki cita rasa khusus dan bisa lebih dikenalkan ke seluruh dunia.
“Tapi semuanya tergantung para pelaku sendiri, bagaimanapun peran pemerintah juga terbatas. Jadi sekarang yang lebih penting, kawan-kawan berkreasi. Punya kemauan kuat untuk membangkitkan industri kopi di Kudus, ” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Catur Sulistiyanto menjelaskan, di tahun 2020 pihaknya fokus untuk refocusing. Nantinya di tahun 2021 akan dilaksanakan untuk membantu petani kopi kudus.
“Ini kan sama-sama di Lereng Gunung Muria. Dalam wilayah kita. Kita fokus ke Rahtawu. Di tahun 2020 kita fokus untuk refocusing, tahun 2021 ini kita laksanakan,”jeasnya.
“Ada bantuan dari pemerintah pusat, berupa rumah kopi, dari APBN, mitigasi dengan APBN Provinsi Jateng. Dalam rangka mendorong perkembangan kopi Rahtawu, ke depan karena orientasinya ke kopi organik, kita akan bentuk menjadi desa organik,” imbuh dia.
RA