Mahasiswa Prodi Manajemen Dakwah IAIN Kudus antusias mendengarkan pemaparan narasumber Workshop tentang Manajemen Haji dan Umroh. (KF-WKZ) |
klikFakta.com, KUDUS – Mahasiswa Program Studi Manajemen Dakwah (MD) pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus bakal melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Makkah dan Madinah. Rencana itu muncul dihadapan para peserta kegiatan workshop tentang manajemen haji dan umroh di era revolusi industry 4.0, yang digelar di ruang pertemuan di lantai II Gedung SBSN Fakultas Tarbiyah, Kamis (12-9-2019).
Tampil sebagai pembicara yakni Muhammad Ali Zakiyudin selaku Kasubid Peizinan, Akreditasi, dan Bina Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh, Kemudian Supaat, selaku Wakil Rektor I IAIN Kudus yang juga anggota Panitia Penyelenggara Ibadah Haji tahun 2018, dan Masturin selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam IAIN Kudus. Acara dipandu oleh Zumrodi, yang juga salah satu Wakil Dekan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam IAIN Kudus.
Rektor IAIN Kudus, Mudzakir saat membuka acara menyampaikan harapan terkait dengan mahasiswa Prodi MD dapat PKL sekaligus umroh ke Makkah dan Madinah. Untuk itu pihaknya berpesan agar semuanya dapat mempersiapkan secara matang.
Sementara itu, saat pemaparan materi workshop, Masturin mengatakan, dengan era revolusi industry 4.0 ini, telah membuat banyak sekali perubahan gaya hidup dan pola fikir masyarakat. Termasuk mengenai pelaksanaan ibadah haji dan umroh.
“Selama ini biaya yang menjadi kendala bagi masyarakat untuk melaksanakan ibadah haji dan umroh. Tetapi sekarang, zaman sudah berbeda. Urusan pembiayaan bisa bekerjasama dengan lembaga keuangan seperti bank dan koperasi. Eranya sudah berbeda sekali, sekarang orang hanya dengan Rp500ribu sudah bisa mendapatkan motor seharga Rp20juta. Apalagi untuk umroh, cukup Rp500ribu juga pasti bisa berangkat umroh,” terang Masturin.
Sehingga, kata Masturin, ke depan mahasiswa MD bisa PKL sekaligus umroh ke Makkah dan Madinah. Sebab, selama ini kurikulum Prodi MD juga mencakup mengenai manajemen Haji dan Umroh, manajemen wisata religi, dan sejenisnya.
Supaat mengemukakan bahwa menilik pelaksanaan ibadah haji dari masa ke masa, mengalami perubahan-perubahan yang cukup signifikan. Hal itu tidak lepas dari perkembangan bidang tekhnologi. Misalnya, dari sisi transportasi, jika dulu menggunakan kapal membutuhkan waktu sekian lama untuk sampai di Arab Saudi, kini sudah menggunakan pesawat yang hanya membutuhkan waktu hitungan jam saja.
“Dulu perjalanan untuk sampai disana (Arab Saudi-red), membutuhkan waktu berhari-hari di kapal. Sehingga pelaksanaan ibadah haji dari berangkat sampai pulang membutuhkan waktu yang lama. Masyarakat kemudian ada anggapan kalau ibadah haji, bias pulang itu sudah Alhamdulillah karena banyak yang tidak pulang,” kata Supaat.
Hal senada juga disampaikan Ali Zakiyudin. Menurutnya, bisa jadi kedepan pelaksanaan ibadah haji bisa lebih singkat lagi, tidak perlu berlama-lama karena generasi milenial cenderung lebih suka yang inti-intinya saja. “Bisa jadi nanti ibadah haji cukup membutuhkan waktu 10 hari, tidak seperti sekarang ini,” katanya.
Mengenai rencana PKL ke Makkah dan Madinah, Kepala Prodi MD, Mas’udi menerangkan bahwa rencana tersebut sudah ada. Tinggal menunggu kapan pelaksanaannya. Ia berharap itu dapat dilaksanakan di tahun 2020. “Ini masih rencana untuk PKL ke luar Negeri. Kalau selama ini kita PKL di luar provinsi Jawa Tengah,” kata Mas’udi
EDITOR: WAHYU KZ