Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Ihwan Berharap Muncul Calon Pemimpin Perempuan di Kota Ukir

Saat upacara memperingati hari Ibu ke-88 di halaman Setda Jepara. [klikFakta.com/089]

 klikFakta.com, JEPARA – Momentum Peringatan Hari Ibu ke – 88, tanggal 22 Desember Tahun 2016 diharapkan mampu mengguguah pikiran dan ingatan kaum perempuan. Utamanya untuk mewujudkan kesetaraan gender dalam pembangunan.  Yaitu kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Termasuk kestaraan dalam kompetisi pencalonan untuk menjadi pimpinan daerah. Kaum perempuan/Ibu, sangat diharapkan kedepan ada yang tampil sebagai calon-calon pemimpin daerah Jepara. Sebagaamana telah dirintis pendahulu sekaligus pendiri  Kabupaten Jepara, Ratu Shima dan Ratu Kalinyamat.

“Semoga saja, salah satu dari petugas upacara yang semuanya kaum perempuan, utamanya Komandan Upacara kedepan menjadi calon pemimpin pada pilkada berikutnya, Amin”. Harapan dan penegasan ini disampaikan langsung  Plt. Bupati Jepara Ihwan Sudrajat, saat menjadi Inspektur Upacara pada upacara hari Ibu ke -88, HKSN ke- 86 serta Hari Bela Negara Tahun 2016 di Halaman Setda Jepara. ( 22/12 2016).

Para petugas upacara yang tampil, diantaranya Komandan Upacara Ibu. Ririn Aris Isnandar dari Persatuan Istri Anggota Dewan (PIAD), Kepala DKK Dwi Susilowati sebagai Perwira Upacara, Pengibar Bendera Karyawati Satpol PP,  Pembaca UUD 1945 Ibu Nora Jamil dari PIAD,  Sejarah HKSN Ibu Khusnul Hamdan dari  Al Hidayah, sejarah Hari Ibu Weny Mogot dari KW Ester, Ikrar bela Negara Ibu Ida Mirnadi dari Dharmayukti Karini, Doa Ibu Windarti Salim dari IWAPI serta seluruh Komandan Kompi semuanya Ibu-ibu dari berbagai organisasi wanita maupun ormas wanita.

Usai upacara juga diserahlkan hadiah lomba dan bantuan Obsgyn Bed beserta lampunya kepada Puskesmas Pakis Aji. Penyerahkan langsung oleh Bupati, Sekda serta segenap Forkopinda. Adapun para juara untuk lomba merias wajah, juara pertama dari Bhayangkari, Juara II dari  IWAPI dan Juara III dari IBI. Harapan I  dari Aisiyah, Juara Harapan II dari Dian Kemala dan juara harapan III dari Muslimat. Selanjutnya untuk lomba pesan berantai, Juara pertama dari KWRUT, Juara II dari Bhayangkari dan Juara III diaraih PIAD. Harapan I dari Nasiyatul Aisiyah, Harapan II dari Dharma Wanita dan harapan III dari Aisiyah. 

Penyatuan Kegiatan.

Pelaksanaan upacara kali ini  merupakan penyatuan tiga kegiatan peringatan sekaligus. Yaitu Hari Ibu ke- 88, Peringatan HKSN ( Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional) ke -68 dan Hari Bela Negara tahun 2016. Penyatuan ini bukan semata untuk efisiensi dan efektivitas saja, tetapi untuk menguatkan makna peringatan. Ketiganya sama-sama penting dan saling terkait satu sama lain. Hari ibu untuk mengenang dan menghargai perjuangan kaum perempuan dalam turut merebut kemerdekaan Indonesia. HKSN untuk mengenang, menghayati dan meneladani semangat nilai perastuan dan kesatuan, kegotongroyongan dan kebersamaan serta nilai kekeluargaan seluruh rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Sementara Hari bela Negara juga di latar belakangi pada kejadian Deklarasi Pemerintahan Darurat Indoneasia (PDRI) oleh Syafruddin Prawiranegara. Peristiwa di Sumatra Barat, 19 Desember 1948 merupakan hari yang mana para pahlawan bangsa mempertaruhkan keutuhan NKRI ditengah Agresi Militer Belanda II.

Ihwan Sudrajad dalam sambutannya juga meyinggung sangat besarnya perjuangan kaum perempuan di negeri. Baik di era kebangkitan nasional, kemerdekaan maupun mengisi kemerdekaan. Peran dan perjuangan tersebut bukti kaum perempuan bukan hanya pelengkap dari perjuangan yang besar di Indonesia. Tetapi perempuan juga menjadi bagian utama dan setara dengan kaum laki-laki dalam memajukan kehidupan bangsa. Sebagaimana tertuang dalam tema peringatan, “Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki untuk Mewujudkan Indonesia yang Bebas dari Kekarasan, Perdagangan Orang dan Kesenjangan Akses Ekonomi terhadap Perempuan”. 

Melalui peran Ibu serta peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat secara kontinyu, harapannya permasalahan tersebut semakin berkurang. Sebagaimana  data di kabupaten Jepara menunjukkan, kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dari 38 kasus tahun 2015 menurun menjadi 32 kasus di tahun 2016. Kasus kekerasan terhadap anak meningkat, dari 50 kasus menjadi 60 kasus. Kasus ABH (Anak Berhadapan dengan Hukum) hingga bulan November 2016 ada 4 kasus. Kasus perdagangan perempuan, sejak 1 kasus di tahun 2014 hingga saat ini tida ada kasus terjadi lagi. [klikFakta.com/089]

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *