Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Sedekah Kopi Jetak Digelar Peringati Maulid Nabi

Rangkaian Maulid Nabi, gelar Pengajian dan sedekah kopi jetak digelar di Masjid Darussalam, Desa Jetak, Kedungdowo, Kecamatan Kaliwungu, Kudus pada Sabtu (15/10) malam.

KlikFakta.com, KUDUS – Memperingati Maulid Nabi, Remaja Masjid Darussalam, Desa Jetak, Kedungdowo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus mengadakan Sekotak ‘Sedekah Kopi Jetak‘ 2023 Syubban x Paris Putri pada Sabtu (15/10).

Sekotak dalam hal ini berarti Sedekah Kopi Jetak, dimana panitia menyediakan 14 stand warung kopi jetak tradisional yang di membagikan kopinya secara gratis kepada masyarakat sekaligus memperingati festival kopi jetak.

Tokoh masyarakat, Ali Ihsan menjelaskan Sekotak ini dilaksanakan setiap momen maulid nabi, melalui kegiatan ngaji dan ngopi bersama ini, ditujukan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

“Ini sudah yang ketiga kali digelar, kami kenalkan budaya kopi jetak itu sudah ada sejak jaman pak Sukarno, jadi warga berangkat dan pulang kerja pasti mampir di Jetak untuk meminum kopi disini,” ujar Ali Ihsan.

Dalam kegiatan ini, pihaknya turut mengundang owner salah satu coffe shop yang ada di Kota Kretek untuk turut serta membagikan ilmunya agar penjual kopi jetak dapat lebih mengembangkan usahanya.

“Masyarakat disini masih menjual kopi jetak secara tradisional, kita hadirkan narasumber agar mereka dapat meningkatkan serta mempromosikan sesuai dengan syariat islam, serta dari sisi adat istiadat budayanya,” paparnya.

WhatsApp Image 2023 10 15 at 10.29.07
Pembagian kopi gratis kepada warga

Ali yang sekaligus anggota DPRD Kudus ini menyebut terdapat ribuan cup kopi jetak yang disedekahkan oleh para santri secara gratis.

“Semua masyarakat baik muda dan tua semua menikmati kopi, itu sangat unik sekali, dengan ini mereka bisa membangkitkan roda ekonomi dengan lancar karena di Jetak ini warung-warung penjual selalu ramai,” katanya.

Pihaknya berharap kepada penjual maupun pembuat kopi Jetak dapat meningkatkan penjualannya dan mengenalkan lebih luas Kopi Jetak karena 30 persen masyarakat disini adalah pembuat kopi.

Sementara itu, Salah seorang penjual kopi dari generasi kedua Kopi Jetak Pak Sumiono, Rofiq menjelaskan, ia mengambil biji kopi langsung dari lereng gunung Muria dan Japan. 

“Yang membuat beda dengan kopi yang lain ialah cara membuat / roasingnya masih manual menggunakan Paso (Wajan Tanah), Dalam sebulan dapat membuat 50 kiloan kopi baik dalam bentuk green/mentah, rosting maupun bubuk,” tandasnya. 

Share: