KlikFakta.com, KUDUS – Ribuan masyarakat dari Desa Loram Kulon dan sekitarnya tumpah ruah dalam gelaran Festival Ampyang Maulid di depan Gapura Masjid Jami’ At Taqwa, Desa Loram Kulon pada Minggu (7/9/2025).
Tradisi ini merupakan agenda tahunan yang telah berlangsung secara turun menurun. Seperti namamya, kirab ini ditujukan untuk memperingati maulid atau kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Ampyang Maulid ditandai dengan kirab atau pawai yang menampilkan gunungan ampyang (kerupuk bulat warna-warni) dan aneka hasil bumi.
Ampyang Maulid tahun ini diikuti 50 kontingen yang masing-masing terdiri dari 30 hingga 40 orang. Peserta berasal dari siswa sekolah, masyarakat, musala, hingga pelaku UMKM di Desa Loram Kulon dan Loram Wetan.
Puncaknya, gunungan dibagikan kepada masyarakat sebagai wujud kebersamaan dan rasa syukur.
Tradisi Ampyang Maulid juga dirangkai dengan Loram Expo 2025 yang berlangsung pada 30 Agustus hingga 5 September.
Bukan cuma dihadiri masyarakat, Bupati Kudus dan wakilnya, serta anggota DPR RI juga ikut menyemarakkan tradisi ini.
Bupati Kudus Sam’ani Intakoris dalam sambutannya mengajak masyarakat mengelola dan melestarikan tradisi Ampyang Maulid dengan baik.
“Mari kita kelola dengan baik, menjadi tuan rumah yang ramah bagi wisatawan, dan menjadikan Ampyang sebagai destinasi wisata budaya dan religi yang membanggakan,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar tetap menjaga keamanan dan kondusivitas Kudus di tengah situasi dan kondisi Indonesia saat ini.
“Alhamdulillah, Kudus tetap aman dan damai. Kita tidak boleh terprovokasi berita yang tidak benar. Semua bisa bekerja, bersekolah, berbelanja, dan beraktivitas dengan nyaman,” imbuhnya.
Sementara Anggota DPR RI, Musthofa yang hadir mengaku sudah lama terlibat Ampyang.
“Saya sudah menghadiri Ampyang hingga 18 kali, baik sebelum menjadi Bupati, saat menjabat, hingga kini sebagai anggota DPR RI. Tradisi ini bukan sekadar ritual, tetapi juga menjaga kelestarian Masjid Wali Loram Kulon (Masjid At-Taqwa) dan memperkuat identitas Kudus sebagai pusat budaya Islam yang dikenal di seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Penjabat Kepala Desa Loram Kulon, Suharso, mengungkapkan Ampyang Maulid bukan hanya kegiatan seremonial.
“Tradisi ini menjadi media dakwah Islami sekaligus upaya melestarikan budaya, mengangkat potensi pariwisata, serta memperkuat kebersamaan masyarakat,” ujarnya.