Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Pasar Tokiyo, Nama Unik yang jadi Ikon Desa Jepang Kudus

Pasar Tokiyo di Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus (KlikFakta.com/Zulfikar)

KlikFakta.com, KUDUS – Sebuah pasar tradisional bernama Pasar Tokiyo kini menjadi pusat aktivitas ekonomi dan sosial warga di Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus.

Nama “Tokiyo” yang unik dan mencuri perhatian ini merupakan gagasan langsung dari Kepala Desa Jepang Indarto sebagai upaya untuk menjadikan pasar tersebut lebih menarik.

Ia mengaku sengaja memilih nama ibu kota sekaligus pusat ekonomi Negara Jepang yakni Tokyo. Hanya penulisan pasar ditulis ‘Tokiyo’.

Hal ini dilakukannya agar pasar tersebut lebih dikenal. Sebab, warga luar daerah sering mengidentikkan desanya dengan Negara Jepang.

“Ini kebetulan desa kami adalah Jepang, dan ini pasar desa yang ada di Desa Jepang kami pengin untuk membuat ikon yang masyarakat mudah mengingat. Kita coba mencari nama yang hampir senada terkenal di luar Negeri, seperti itu,” tambahnya.

Meski begitu, Pasar Tokiyo tidak mengusung konsep budaya Jepang. Nama tersebut murni dipilih untuk menambah daya tarik dan memberikan identitas khas pada pasar tradisional yang sudah lama menjadi bagian dari kehidupan warga setempat.

Pasar Tokiyo setiap harinya dipadati oleh pedagang dan pembeli dari berbagai desa di sekitarnya.

Produk yang dijual pun beragam, mulai dari hasil tani, sayur mayur, daging, ikan, makanan ringan, hingga kebutuhan rumah tangga lainnya.

Pasar ini juga menjadi wadah penting bagi pelaku UMKM lokal untuk mengembangkan usaha mereka.

Selain sebagai tempat jual beli, Pasar Tokiyo juga memiliki nilai sosial yang tinggi, menjadi titik temu warga dan ruang interaksi masyarakat desa.

Pemerintah desa terus berupaya meningkatkan fasilitas pasar agar tetap nyaman dan bersih, serta memberikan ruang yang layak bagi seluruh pedagang.

Pasar Tokiyo diresmikan pada tahun 2024 oleh Pemdes Jepang berada di luas tanah 6 ribu meter persegi dengan kapasitas ratusan pedagang.

Pasar Tokiyo kini sudah terisi oleh pedagang yang totalnya mencapai 300-an. Mereka berjualan sembako hingga kuliner.

Namun demikian banyak pedagang tak punya lapak yang nekat berjualan hingga membuat penataan pasar semrawut.

Sehingga, pada hari Sabtu (14/6/25) pengelola Pasar Tokiyo mengeluarkan peringatan “Pedagang yang tidak menyewa atau tidak memiliki lapak dilarang berjualan di Pasar Tokiyo Desa Jepang”.

Dengan nama yang unik dan fungsi yang vital bagi warga, Pasar Tokiyo kini menjadi salah satu ikon baru Desa Jepang yang mencerminkan semangat kreativitas dan kemajuan desa.

(Zulfikar)

Share: