KlikFakta.com – Polres Metro Bekasi menangkap seorang pria 22 tahun berinisial FR, pelaku pembunuhan seorang anggota Pemuda Pancasila Renatus Pasaribu (48).
Peristiwa berdarah ini terjadi di Pintu Masuk Ruko Bekasi Fajar Kawasan Industri MM2100, Desa Gandarmakar, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat oada Minggu (8/1) dini hari.
FR merupakan warga Madura yang bekerja sebagai kuli bangunan.
Polisi melakukan penangkapan pada FR di rest Area wilayah Kabupaten Semarang pada pukul 22.00 WIB saat akan kabur ke kampung halamannya.
Kapolres Metro Bekasi Kombes Gidion Arif Setyawan dalam rilis kasus memastikan kejadian ini bukan konflik antar organisasi masyarakat.
Meskipun korban merupakan anggota masyatakat, “ini bukan konflik antar ormas,” ungkap Gidion dalam rilis kasus di Mapolres Metri Bekasi, Senin (9/1).
“Kebetulan yang bersangkutan bekerja di sekitar TKP kemudian korban ketika meninggal dunia juga mengenakan seragam salah satu ormas. Itu benar faktanya demikian,” lanjutnya.
Lebih dalam lagi, Gidion mengungkap jika motifnya bersifat personal.
FR menghabisi nyawa korban dengan membacok menggunakan celurit sebanyak tiga kali.
TribunJateng.com melansir, Kasat Reskrim Polres Metri Bekasi Kompol Gogo Galesung mengungkapkan kronologi kejadian bermula dari aksi senggol.
Berawal dari saksi yang merupakan rekan korban bersama istri datang ke lokasi THM. Keduanya bertemu korban yang tak lain merupakan pihak keamanan THM.
Setelah menghadiri acara internal ormas, korban bersama rekannya itu mengunjungi Cafe Kartika sekira pukul 22.00 WIB.
Keduanya yang masih mengenakan seragam loreng hitam-oren itu menikmati hiburan di lantai 3 Cafe Kartika.
Pada saat itu saksi yang asik berjoget bersenggolan dengan pelaku dan kelompoknya. Cekcok antara mereka tidak terhindarkan hingga terjadi perkelahian.
Korban bersama rekannya kemudian mengeroyok pelaku FR.
“Memang kondisi semuanya sedang mabuk. Terjadilah perkelahian. Pelaku pergi dari lokasi perkelahian. Kemudian saksi kunci ini pulang ke rumah bersama istrinya,” kata Gogo.
Di perjalanan pulang saksi kunci kembali ke THM karena dicegat pelaku dan kelompoknya.
Dia kemudian mengadu ke korban guna meminta pertolongan. Korban kemudian datang ke lokasi untuk mengecek.
Namun, pelaku yang kembali ke THM sendirian langsung mengeluarkan celurit dan membacok korban.
FR mengaku tidak berniat membunuh korban. Dia pun tidak sengaja membawa celurit.
“Biasanya saya bawa celurit karena takut kalau mau beli nasi malam-malam. Jadi sehari sebelumnya saya beli nasi malam-malam, terus besokannya saya lupa naro di rumah. Pas berantem baru ingat masih ada celurit di motor,” ucap FR.
Sumber: TribunJateng.com, IndoZone
Your point of view caught my eye and was very interesting. Thanks. I have a question for you.