KlikFakta.com – Pemerintahan Taliban di Afghanistan kembali membuat kebijakan yang dinilai merugikan kaum perempuan. Oleh karenanya, banyak perempuan turun ke jalan melancarkan protes.
Sebagaimana dilansir BBC, para protester meneriakkan slogan-slogan yang menuntut hak mereka.
“Pendidikan adalah hak kami,” begitu salah satu teriakannya.
Sayangnya, protes tersebut dibalas meriam air.
Para protester kemudian berlindung di sebuah jalan kecil di Kota Herat untuk menghindari semprotan air.
“Taliban adalah pengecut,” teriak perempuan lain.
Selain tidak dibolehkan mengikuti pelajaran kampus, perempuan juga dilarang bekerja untuk LSM nasional dan internasional, kata Abdel Rahman Habib, juru bicara kementerian ekonomi.
Dia mengatakan alasan pelarangan ini karena perempuan tidak mengikuti hukum Syariah terkait pemakaian jilbab mereka.
Awal pekan ini, aturan Taliban yang melarang siswa perempuan menghadiri pendidikan tinggi memicu protes internasional.
Taliban mengatakan para siswa perempuan tidak mengenakan pakaian Islami yang pantas di universitas dan berinteraksi dengan rekan pria.
Larangan baru itu diterapkan dengan segera oleh Menteri Pendidikan Tinggi Neda Mohammad Nadeem pada hari Selasa (20/12). Universitas negeri dan swasta diperintahkan untuk melarang perempuan menghadiri perkuliahan.
Nadeem mengatakan siswa perempuan telah “berpakaian seperti mereka akan pergi ke pesta pernikahan”.
Protes yang juga terjadi di ibu kota Afghanistan, Kabul mengakibatkan 5 protester perempuan dan tiga wartawan ditangkap.
Petugas keamanan pun menghentikan ratusan wanita memasuki universitas pada hari Rabu, sehari setelah larangan diumumkan.
Anak perempuan di Afghanistan telah dikeluarkan dari sebagian besar sekolah menengah.
Sumber: BBC