KlikFakta.com, Kudus – Peran perempuan dalam dunia politik manjadi salah satu wujud kesetaraan gender di Indonesia. Meski jumlah perempuan dan laki-laki hampir sama, namun belum banyak dijumpai perempuan yang berani terjun dalam perpolitikan.
Acara yang dilaksanakan secara daring melalui zoom meeting dan youtube tersebut dibuka oleh Ketua Bawaslu Kabupaten Kudus, Moh Wahibul Minan, dengan menghadirkan Ketua TP PKK Kabupaten Kudus Mawar Hartopo, Wakil Rektor I Universitas Muria Kudus Sulistyowati, dan Perwakilan Bawaslu Provinsi Jawa Tengah Anik Sholihatun, sebagai narasumber.
Berbicara tentang politik, Mawar Hartopo mengatakan bahwa masyarakat secara umum masih mengidentikkan bidang tersebut dengan kaum laki-laki. Padahal jumlah partisipasi perempuan dalam pemilu tahun 2019 lalu lebih banyak dibandingkan dengan laki laki.
“Keterlibatan perempuan dalam demokrasi dan politik mulai tumbuh. Semoga pula banyak perempuan yang berani terjun ke dunia politik, karena sudah ada aturan kuota keterwakilan perempuan 30 persen,” ujarnya.
Perempuan di Indonesia khususnya dalam budaya Jawa masih lekat dikaitkan dengan urusan rumah tangga. Padahal, menurut Mawar Hartopo, perempuan mempunyai kepekaan dan ketelitian terhadap segala sesuatu baik itu dalam rumah tangga maupun untuk urusan pekerjaan.
“Perempuan cenderung lebih peka dengan masalah-masalah di dalam keluarga dan lingkungan sekitar. Kalau perempuan sudah terjun langsung, mungkin nantinya suara masyarakat tentang isu-isu kesetaraan gender bisa lebih didengar,” ujarnya.
Di Kabupaten Kudus sendiri, keterlibatan perempuan dalam politik melalui kursi legislatif belum bisa dikatakan maksimal. Dari 45 kursi dewan, hanya empat kursi yang diisi oleh perempuan.
“Memang kita perlu mengubah pandangan masyarakat tentang paradigma perempuan dalam dunia politik. Mari kita buktikan bahwa perempuan juga mempunyai kesempatan dan kelebihan tersendiri jika terlibat dalam politik,” katanya.
Ketua Bawaslu Kabupaten Kudus, Moh Wahibul Minan mengungkapkan bahwa dalam realitanya, peran perempuan dalam politik masih sangat lemah.
“Pada pagi hari ini kita mengangkat tema tersebut sehingga untuk pemilu 2024 kaum perempuan menjadi setara dengan keterlibatan laki-laki. Baik dalam partisipasi politik maupun berperan mengawasi,” ujarnya.
Wakil Rektor I Universitas Muria Kudus, Sulistyowati sebagai narasumber yang telah berkecimpung di dunia politik selama 35 tahun mengungkapkan tantangan yang dihadapi.
“Saya bisa melakoni berpuluh-puluh tahun karena ada komitmen bersama keluarga, karena kesibukan di berpolitik. Perempuan terjun di dunia politik prasyaratnya sangat banyak dari support keluarga sampai regulasi,” ungkapnya.
Dirinya sangat mendorong perempuan untuk berani terlibat dalam organisasi atau partai politik. Dalam hal pembangunan, figur perempuan yang berpolitik bisa mewakili dan mengangkat isu-isu kebijakan tentang kesetaraan gender.
“Saya selalu ingin mendorong perempuan maju di dunia politik. Karena peran perempuan dalam dunia politik semakin penting mempengaruhi kebijakan yang dapat berpengaruh pada perempuan,” tuturnya. ( TEAM KUDUS )