Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Anak Menteri di India Diduga Tabrak dan Tewaskan 4 Pendemo Kini Ditahan

1057447 720
Sejumlah petani menggelar aksi demo dengan membakar boneka replika pemerintah

KlikFakta.com, Internasional – Ashish Mishra, putra Menteri Muda Dalam Negeri India Ajay Mishra kini ditahan atas tuduhan menabrak petani pendemo hingga menewaskan empat orang pada pekan lalu.

 

Korban tewas pada 3 Oktober 2021 di negara bagian utara Uttar Pradesh itu  merupakan bagian dari protes pertanian terlama di India untuk menentang undang-undang yang dikhawatirkan akan mengurangi jaminan harga air untuk tanaman mereka.

 

Wakil Inspektur Jenderal Upendra Agarwal yang memimpin penyelidikan mengungkapkan telah menahan Mishra pada Sabtu, 9 Oktober 2021 setelah menyelidiki kasus selama lebih dari 10 jam.

 

Mishra ditangkap akibat tidak menanggapi panggilan polisi pada hari Jumat.

 

“Kami menahan Ashish Mishra. Dia tidak bekerja sama dalam penyelidikan,” kata Agarwal seperti dikutip Reuters, Minggu (10/10/2021).

 

Pengacara dan ayah Mishra bungkam ketika dimintai keterangan terkait penahanan anaknya.

 

Dari kesaksian petani, mobil yang menabrak para pendemo di lokasi unjuk rasa sekitar 130 km dari ibukota negara bagian Lucknow adalah milik Ashish Mishra.

 

Sedangkan dari kesaksian sang ayah, anaknya tidak berada di lokasi kejadian saat itu. Menurutnya, sopir yang mengendarai mobil anaknya kehilangan kendali setelah dilempari batu dan diserang dengan tongkat.

 

Insiden tersebut merenggut nyawa 4 orang, termasuk satu jurnalis lokal.

 

Diketahui saat ini ribuan petani berkemah berbulan-bulan di jalan raya utama ke New Delhi untuk menentang tiga undang-undang baru. Lantaran dikhawatirkan akan memberatkan harga air untuk beras dan gandum mereka.

 

Tapi hal berbeda diutarakan pemerintah. Pihak pemerintah mengatakan undang-undang tersebut justru membantu petani mendapat hak yang lebih baik.

 

Protes ini bertepatan dengan akan dilaksanakannya pemilihan majelis negara bagian Uttar Pradesh di tahun depan. Beberapa pemimpin petani yang berpengaruh menekan Perdana Menteri Narendra Modi untuk membatalkan undang-undang tersebut.

(MM)

Share: