Caption: Beberapa Petugas dari Museum Patiayam Kudus sedang membersihkan fosil. |
KlikFakta.com, KUDUS – Hujan intensitas tinggi yang mengguyur Kabupaten Kudus beberapa pekan terakhir, membuat sebagian tanah di Kawasan Situs Purbakala Pati Ayam terkikis. Hal tersebut, membuat sejumlah fosil purbakala ditemukan oleh warga yang di kawasan itu.
Setelah mendapati laporan adanya temuan fosil, tim ekskavasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus, dan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, melakukan penyelamatan fosil gading gajah purba yang ditemukan di Dusun Sudo, Desa Wangunrejo, Kecamatan Margojero, Pati.
Kasi Sejarah, Museum dan Keperbukalaan (Rahmuskala), Mitta Hermawati mengatakan, ada tiga fosil gading gajah purba yang ditemukan warga beberapa titik di Desa Wangunrejo. Kecamatan Margorejo, Pati. Ukuranya pun berbagai macam.
“Ada yang panjangnya 183 cm, 145 cm dan yang paling kecil 73 cm dan ada fragmen kecil tulang rusa purba dipermukaan tanah. Jadi warga itu melaporkannya ke Museum Situs Purbakala Pati Ayam, setelah itu kami lakukan pengangkatan dengan BPSMP Sangiran, hingga Kamis (11/2/2021) kemarin,” katanya.
Lebih lanjut, beberapa fosil yang ditemukan, sudah dalam kondisi patah – patah. Nantinya, tambah Mitta, fosil tersebut akan dilakukan konservasi dan rekontruksi penyempurnaan bentuk untuk kemudian di inventarisir menjadi bagian koleksi dari Museum Purbakala Pati Ayam.
Sementara itu, Konsevator Fosil Museum Patiayam Jamin menjelaskan, dari ketiga fosil yang ditemukan dua diantaranya merupakan satu kesatuan yakni pangkal dan ujung gading gajah purbakala. Keduaanya ditemukan di dua titik dengan radius satu meter.
“Jadi karena peristiwa alam keduanya putus dan tergeser. Itu yang 183cm yang ujung dan yang 145cm yang pangkalnya, setelah diletiti itu tiap ujungnya diameternya sama. Berarti itu panjangnya satu kesatuan sekitar tiga meter lebih, kalau fosil gajah yang satu itu sudah beda,” jelasnya.
Selain itu, di akhir tahun kemarin pihaknya juga mengeksevasi fosil gading gajah pubakala yang berbentuk utuh dengan panjang berkisar hampir tiga meter.
“Itu kami lakukan eksevasi bersama BPSMP Sangiran 2 bulan yang lalu sekitar bulan Desember, selama dua pekan. Itu juga temuan warga yang juga berada di area perhutani,” tandasnya.
Diketahui, rata – rata fosil yang ditemukan di lapisan formasi slumprit. Kurang lebih berusia sekitar 700 sampai 1,5 juta tahun yang lalu atau yang dikenal dengan masa situs pleistosen.
S Rahayu