KlikFakta.com, KUDUS – Berdiri sejak tahun 2005, Muria Batik Kudus kini mampu melebarkan sayap hingga kancah internasional.
Mulai dari menerima pesanan dari Singapura hingga mengikuti ajang festival internasional bergengsi.
Beragam penghargaan juga berhasil disabet.
Di samping itu, Yuli Astuti, pendiri Muria Batik sebagai local hero mengembangkan konsep industri yang inklusif dengan melibatkan penyandang disabilitas dalam pelatihan proses produksi.
Ia yang merupakan pemenang ajang Pertamina Pertapreneur Aggregator 2024, mengakui melatih penyandang disabilitas memiliki tantangan tersendiri.
Terlebih mereka biasanya introvert atau menutup diri dan memiliki masalah kestabilan mental.
“Awalnya memang butuh pendampingan ekstra, terutama untuk membangun kepercayaan diri mereka,” ucap Yuli, Selasa (9/9).
Namun karya-karya yang dihasilkan tak bisa dianggap remeh.
Ia menambahkan, saat ini ada tujuh siswa difabel dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Cendono Kudus yang mengikuti pelatihan membatik.
“Harapannya akan lebih banyak lagi anak-anak difabel yang kami ajarkan dan ketika lulus bisa bekerja di sini dulu untuk melatih mental,” ucapnya.
Muria Batik makin eksis dengan dukungan dari program binaan UMKM Pertamina.
“Dari dulu supportnya luar biasa karena kesempatan terutama bidang pemasaran karena difasilitasi,” ungkapnya.
Ia mengaku pernah difasilitasi ke Malaysia, mengikuti expo internasional, dan bertemu buyer eksportir.
Teranyar ia mengikuti pameran di Queen City Mall Semarang, 3-7 September 2025.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Taufiq Kurniawan mengapresiasi usaha Yuli Astuti dalam mengembangkan Muria Batik.
“Beliau nguri-uri kebudayaan berusaha menghidupkan batik Kudus yang tadinya banyak dilupakan orang,” ucapnya.
Pihaknya mengungkapkan Pertamina memberikan perhatian kepada UMKM untuk naik kelas dan naik level di era resilience saat ini.
“Di era resilience ini Bu Yuli bisa bertahan bahlan bisa memberika keberkahan bagi sekitarnya,” tutup Taufiq.